Santri Tewas Penuh Luka, Kemenag Siap Cabut Izin Ponpes Fathul Ulum Jika Terbukti Lalai
Ilustrasi. Kematian santri Ponpes Fathul Ulum dinilai tak wajar.-ist/jambi-independent.co.id-
MUAROJAMBI, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Kematian tragis menimpa seorang santri bernama M Rido, dari Pondok Pesantren Fathul Ulum, Sungai Bahar, Kabupaten Muaro Jambi.
Rido, santri muda dari Desa Panca Bakti, menghembuskan napas terakhirnya di rumah sakit setelah sebelumnya mengalami demam tinggi, muntah darah, dan ditemukan dengan tubuh penuh lebam.
Pihak keluarga menyebut ada kejanggalan yang tak bisa ditutupi,anak mereka seperti habis disiksa.
Kini, Kementerian Agama Muaro Jambi tak lagi bisa tinggal diam. Kepala Kemenag Muaro Jambi, Buhry, menyatakan bahwa jika terbukti ada unsur kelalaian atau kesengajaan dari pihak pondok, izin operasional bisa langsung dicabut.
BACA JUGA:Simak! Harga Emas Hari Ini Stabil, Produk Antam, UBS, dan Galeri24 Tak Alami Perubahan
“Sanksi terberatnya adalah pencabutan izin operasional. Kami tunggu hasil dari pihak kepolisian,” sampainya.
Bukan gertakan. Kemenag bahkan telah mengawal proses pemeriksaan yang sedang berlangsung di Polres Muaro Jambi.
Pimpinan pondok, santri satu kamar dan satu kelas dengan korban, hingga Ketua Forum Komunikasi Pimpinan Ponpes ikut diperiksa. Bahkan Kasi Ponpes Kemenag sendiri juga ikut dimintai keterangan.
Sementara itu, Satreskrim Polres Muaro Jambi mulai membuka lembaran awal penyelidikan. AKP Hanafi Dita Utama, Kasat Reskrim, menyatakan pihaknya masih menunggu hasil visum dari rumah sakit.
BACA JUGA:Nah! Ketua DPRD Provinsi Jambi Desak Pembentukan Satgas untuk Tindak Pelangsir BBM Bersubsidi
Namun, proses klarifikasi kepada sejumlah saksi kunci telah dimulai.
“Pengambilan keterangan untuk data awal sudah kami lakukan. Tapi untuk kesimpulan, kita tunggu hasil visum. Keluarga juga belum buat laporan karena masih berduka,” katanya.
Untuk diketahui, korban bernama M Rido, santri asal Desa Panca Bakti, Sungai Bahar, meninggal dunia pada Kamis 25 September 2025 lalu.
Keluarga korban menduga kuat bahwa kematiannya tidak wajar dan kemungkinan disebabkan oleh penganiayaan di lingkungan pondok pesantren.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:



