Wamenkomdig Nezar Patria: Literasi Digital Kunci Cegah Anak Ketergantungan pada AI
Ilustrasi. Orang tua mendampingi anak menggunakan gawai.-Pexels/jambi-independent.co.id-
JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria menyoroti pentingnya peningkatan literasi digital di kalangan orang tua dan guru sebagai langkah untuk mencegah ketergantungan anak terhadap platform dan alat berbasis kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI).
Dalam keterangannya, Minggu 9 November 2025, Nezar menjelaskan bahwa paparan teknologi AI sejak usia dini dapat membawa risiko jika tidak diimbangi dengan pengawasan dan bimbingan yang tepat. Menurutnya, anak-anak yang terbiasa mengandalkan AI berpotensi mengalami penurunan kemampuan berpikir mandiri.
"Yang kita takutkan, bukan anak-anak tambah cerdas dengan AI, yang terjadi adalah brain rot, otaknya tidak maksimal dipakai, semuanya tergantung sama AI," ujar Nezar.
BACA JUGA:Balita Bilqis yang Diculik di Makassar Ternyata Ditemukan di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi
Ia menegaskan bahwa literasi digital orang tua dan guru menjadi fondasi utama dalam menghadapi era kecerdasan buatan. Dengan pengetahuan yang memadai, mereka dapat mengarahkan anak agar menggunakan teknologi secara bijak, produktif, dan sesuai kebutuhan pembelajaran.
Nezar menyampaikan pandangannya saat menerima perwakilan Indonesia AI Institute di Kantor Kementerian Komunikasi dan Digital, Jakarta Pusat, Kamis 6 November 2025. Ia mengapresiasi peran lembaga riset tersebut dalam mengedukasi masyarakat mengenai risiko dan etika penggunaan teknologi AI.
Menurutnya, kolaborasi antara pemerintah dan lembaga riset AI sangat penting untuk memperkuat ekosistem digital nasional. “Kita perlu menyiapkan masyarakat yang tidak hanya menjadi pengguna, tetapi juga pengembang teknologi,” ujarnya.
BACA JUGA:Sepiring Nasi, Berapa Banyak Gula yang Kita Konsumsi?
Sebagai bagian dari upaya pengembangan sumber daya manusia digital, Kementerian Komunikasi dan Digital telah meluncurkan program AI Talent Factory. Program ini dirancang untuk mencetak talenta digital berstandar global yang mampu berinovasi dan menciptakan solusi berbasis AI.
"Tujuan kita menyiapkan AI talent yang global standard dan sekaligus menjadikan mereka developer, bukan cuma user saja, dan kita harus menyiapkan ekosistem juga yang dapat memanfaatkan kemampuan mereka," kata Nezar.
Selain itu, pemerintah juga tengah memperkuat aspek regulasi agar pemanfaatan AI di Indonesia berlangsung secara etis dan bertanggung jawab.
Kementerian telah menerbitkan Surat Edaran Nomor 9 Tahun 2023 tentang Etika Kecerdasan Artifisial, serta tengah menyiapkan Peta Jalan AI Nasional dan Peraturan Presiden tentang Etika AI.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:




