Kecanduan Gadget Jadi Bom Waktu, Begini Cara Bijak Orang Tua Hadapi Generasi Z
Ilustrasi anak main HP-freefik-
JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Pengamat Budaya dan Komunikasi Digital Universitas Indonesia (UI), Firman Kurniawan, menegaskan bahwa orang tua perlu memiliki literasi digital yang memadai agar mampu membimbing anak dalam menggunakan gadget secara bijak sekaligus mencegah kecanduan.
Firman menilai, idealnya orang tua bisa mempelajari literasi digital secara mandiri sehingga mampu mengarahkan kebiasaan anak ketika mengakses gawai. Namun, kesenjangan pemahaman teknologi antar generasi sering menjadi hambatan. Karena itu, diperlukan dukungan pihak ketiga, baik pemerintah maupun komunitas, untuk memperluas pemahaman literasi digital bagi para orang tua.
“Idealnya orang tua bisa belajar sendiri. Tetapi kenyataannya tidak semua orang tua berada dalam kondisi ideal. Maka, diperlukan peran negara lewat sosialisasi, atau komunitas yang memahami isu ini untuk berbagi literasi digital,” jelas Firman.
Firman menegaskan, literasi digital bukan hanya sekadar kemampuan menggunakan perangkat untuk berselancar di dunia maya. Lebih dari itu, orang tua harus memahami bagaimana memanfaatkan internet sebagai sarana edukasi dan aktivitas produktif, bukan sekadar hiburan.
BACA JUGA:Bangga! Lifter Putri Jambi Yuliana Klarisa Masuk Tim Merah Putih pada Kejuaraan Dunia Angkat Besi di Norwegia
“Internet jangan hanya dipahami sebagai sumber hiburan. Banyak potensi produktif yang bisa dimanfaatkan. Anak yang terlalu intens berinteraksi dengan gadget bahkan bisa merasa kesepian, karena hubungan digital itu sejatinya bersifat semu,” paparnya.
Selain mengarahkan anak agar menggunakan internet dengan sehat, Firman menilai pentingnya menciptakan aktivitas fisik dan interaksi sosial di dunia nyata. Hal ini bisa menjadi penyeimbang agar anak tidak sepenuhnya tenggelam dalam dunia digital.
“Orang tua harus mampu menghadirkan pengalaman menarik di luar perangkat digital. Misalnya, mengajak anak bermain di luar rumah atau beraktivitas bersama teman-temannya,” tambahnya.
Menurut Firman, generasi muda saat ini jauh lebih mahir dalam mengakses gadget. Oleh sebab itu, peran orang tua adalah mengimbangi keterampilan digital anak dengan interaksi sosial dan ikatan keluarga yang hangat.
BACA JUGA:Jadwal Siaran Langsung Premier League Pekan 7: Big Match Chelsea vs Liverpool Jadi Sorotan
Sebelumnya, dalam diskusi publik (30/9), Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga) sekaligus Kepala BKKBN, Wihaji, mengungkapkan fakta mengejutkan. Dari total 68 juta remaja Indonesia berusia 10–24 tahun, sekitar 34 persen di antaranya mengalami kecanduan gadget hingga merasa kesepian.
Lebih memprihatinkan lagi, satu dari empat remaja mengalami stres yang memengaruhi kesehatan mental akibat dominasi gawai dalam kehidupan sehari-hari.
Wihaji menegaskan, kondisi ini bisa diatasi salah satunya dengan komunikasi keluarga yang lebih hangat. Menurutnya, orang tua harus menjadi ruang aman bagi anak-anaknya sehingga mereka tidak mencari pelarian berlebihan ke dunia digital.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:




