Kasus Pneumonia pada Bayi Meningkat, Begini Gejalanya
Ilustrasi-ist/jambi-independent.co.id-freepik.com
JAMBI - INDEPENDENT.CO.ID - Infeksi Respiratory Syncytial Virus (RSV) merupakan salah satu penyebab paling umum terjadinya pneumonia dan bronkiolitis pada bayi di seluruh dunia. Virus ini bahkan menjadi penyebab kematian tertinggi kedua pada bayi berusia di bawah satu tahun.
Di Indonesia, sekitar 60% kasus infeksi saluran napas pada anak disebabkan oleh RSV, terutama pada kelompok bayi prematur atau bayi dengan kondisi risiko tinggi, seperti kelainan jantung bawaan maupun penyakit paru kronis.
Indonesia sendiri mencatat angka kelahiran bayi prematur yang sangat tinggi, berada di peringkat kelima dunia dengan sekitar 657.700 kelahiran per tahun atau sekitar 15,5 per 100 kelahiran hidup.
BACA JUGA:Fakta atau Mitos, Berolahraga dalam Kondisi Puasa Membuat Cepat Kurus?
Konsultan Respirologi Anak sekaligus Dokter Spesialis Anak, Prof. Cissy Rachiana Sudjana Prawira, Sp.A(K), MSc, Ph.D., menjelaskan bahwa RSV sangat rentan menyerang bayi berusia di bawah dua tahun, terutama bayi prematur.
Virus ini dapat menginfeksi saluran pernapasan dan menyebabkan gangguan serius jika tidak ditangani secara cepat.
Menurutnya, infeksi RSV tidak bisa dianggap sepele karena dapat memberikan dampak jangka panjang pada kesehatan bayi, termasuk gangguan pernapasan, risiko hipotermia, infeksi lanjutan, hingga hambatan pada tumbuh kembang. Oleh karena itu, bayi dengan risiko tinggi memerlukan pemantauan dan perawatan yang lebih intensif.
BACA JUGA:Nah! Ada Kebakaran di Kantor Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jambi
Gejala RSV pada bayi umumnya mirip dengan infeksi saluran napas akibat virus lain seperti influenza atau COVID-19.
Tanda-tanda yang sering muncul antara lain pilek, batuk, bersin, demam, nafsu makan menurun, dan mengi.
Pada bayi yang lebih kecil, gejala kadang hanya berupa rewel, aktivitas menurun, atau sesak napas. Gejala biasanya muncul empat hingga enam hari setelah terpapar.
Anak yang terinfeksi dapat menularkan virus selama 3-8 hari dan umumnya pulih dalam waktu satu hingga dua minggu, namun pada penderita dengan gangguan imun, penularan bisa berlangsung hingga empat minggu.
BACA JUGA:Harga Emas Pegadaian Berubah: Galeri24 Turun, UBS Tetap Stabil pada 23 November 2025
Di negara beriklim empat musim, RSV cenderung meningkat pada musim gugur dan dingin, sementara di negara tropis seperti Indonesia, sirkulasinya terjadi sepanjang tahun dengan kenaikan pada musim hujan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:




