Peneliti: Insya Allah, Vaksin Merah Putih Mampu Tangkal Omicron

Peneliti: Insya Allah, Vaksin Merah Putih Mampu Tangkal Omicron

JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID, JAKARTA - Vaksin Merah Putih yang akan menjalani uji klinis fase 1 diklaim dapat menangkal Virus Corona varian Omicron.

Koordinator Produk Riset Covid-19 Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Ni Nyoman Tri Puspaningsih optimis melihat dari tingkat efikasi vaksin Merah Putih yang mencapai 98 persen.

"Kami sangat optimistis vaksin Merah Putih dapat menangkal Omicron. Karena dari hasil pre klinis yang telah dilakukan tim peneliti Unair terhadap hewan makaka, tingkat efikasi vaksin menunjukkan hasil bagus yakni, 98 persen," ujarnya ketika dikonfirmasi di Surabaya, Selasa, 8 Februari 2022.

Dijelaskannya, vaksin Merah Putih telah diuji tantang hingga varian Delta yang mana tingkat keparahan (penyebaran) paling parah dibanding gelombang varian lain.

Ia mengungkapkan saat kasus COVID-19 varian Delta, efikasi yang terdapat pada vaksin jenis lain sempat menurun 10 persen hingga 15 persen, namun masih di angka 65 persen sampai 75 persen.

"Kalau analoginya jika (vaksin) lain turun (efikasinya) di Delta tapi masih (dinilai bagus) efiksinya. Apalagi kami sudah uji tantang di varian Delta," ucapnya.

Dia optimistis kalau Delta saja bisa diatasi dengan vaksin ini, Insyaa Allah varian Omicron bisa.

"Karena ini (Omicron) menular cepat, tapi keparahannya tidak separah Delta," tambahnya.

Meski begitu, Prof. Nyoman mengungkapkan dalam uji klinis fase pertama, akan banyak kesiapan dan kehati-hatian yang dilakukan pihaknya.

Bahkan, pre klinis harus dilakukan secara dua kali untuk memastikan tingkat efikasi dan keamanan vaksin.

"Dari awal kita didampingi oleh BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) dalam pembuatan vaksin ini. Jadi memang kita harus mengikuti sesuai prosedur yang ketat meskipun agak lama," ujarnya.

Nyoman mengakui, pembuatan vaksin ini memang sedikit lebih lama dibanding negara lain.

Butuh waktu dua tahun sejak proses penelitian dilakukan dan baru terealisasi uji klinis di tahun ini.

"Dalam kondisi emergency, pre klinis bisa di-skip. Mungkin di negara-negara lain merasa yakin akan produknya. Mereka juga berpengalaman dalam kondisi seperti ini. Nah ini boleh, kata BPOM juga tidak apa-apa (preklinis tidak dilakukan), tapi kita di Indonesia, karena ini yang pertama produksi anak bangsa. Sehingga kita ikuti seluruh prosedur dengan sangat ketat dan hati-hati," katanya.(FIN)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: