Waspadai Cuaca Panas! Ini Dampaknya pada Sistem Pencernaan dan Tips Menjaganya Tetap Sehat

Ilustrasi sakit perut-freefik-
JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Naiknya suhu udara saat musim panas tak hanya membuat tubuh lebih cepat lelah, tetapi juga berdampak pada kesehatan pencernaan. Kondisi panas ekstrem dapat memicu pertumbuhan bakteri jahat di saluran cerna, yang berisiko menyebabkan gangguan seperti perut kembung hingga diare.
Dalam laporan Glamour UK, ahli terapi nutrisi Clarissa Lenherr menyebut bahwa cuaca panas membuat tubuh mengeluarkan lebih banyak keringat. Hal ini secara otomatis meningkatkan kebutuhan tubuh akan cairan.
“Saluran cerna membutuhkan cukup air agar bisa bekerja maksimal. Jika asupannya kurang, proses pencernaan bisa terhambat dan pergerakan usus menjadi lambat,” ujar Lenherr.
Akibatnya, makanan dan feses yang tertahan di dalam sistem pencernaan bisa mengalami fermentasi, menghasilkan gas yang menyebabkan perut terasa penuh dan kembung.
BACA JUGA:Resmi! PSSI Pastikan Mauro Zijlstra Segera Gabung Timnas Indonesia
BACA JUGA:3 Zodiak yang Paling Suka Memendam Perasaan: Diam-Diam Rapuh, Tetapi Terlihat Kuat
Karena itu, ia menyarankan untuk tetap menjaga asupan cairan, terutama dengan minum minimal dua liter air setiap hari ketika suhu sedang tinggi.
Lenherr juga memberikan saran penting soal pola makan saat cuaca panas. Menurutnya, makanan yang ringan dan mudah dicerna lebih cocok dikonsumsi. Meski makanan mentah dan dingin terasa menyegarkan, proses cerna terhadap jenis makanan ini justru bisa lebih berat.
“Makanan yang dingin bisa memperlambat kerja lambung dan menyempitkan aliran darah di sana, yang membuat proses pencernaan tertunda,” jelasnya.
Sebagai alternatif, ia menyarankan mengukus sayuran sebentar sebelum dikonsumsi. “Sayuran yang dimasak akan lebih lembut dan mudah dicerna. Anda bisa menyajikannya dingin sebagai salad,” katanya.
BACA JUGA:Telkomsel Raih Dua Penghargaan HR Asia 2025 dengan Pemanfaatan AI
BACA JUGA:Tak Banyak yang Tahu! Ini Bahaya Asap Dapur bagi Kesehatan
Selain itu, Lenherr menekankan pentingnya membatasi konsumsi minuman bersoda. Kandungan karbon dioksida dalam soda dapat terperangkap dalam sistem pencernaan dan memicu rasa tidak nyaman seperti kram hingga kembung.
Tak kalah penting, batasi juga asupan makanan tinggi garam dan perbanyak buah serta sayuran segar. Selain menambah nutrisi, jenis makanan ini bisa membantu menjaga tubuh tetap terhidrasi selama suhu tinggi.
Lenherr turut mengingatkan pentingnya tetap aktif bergerak. Gaya hidup sedentari atau kurang aktivitas dapat memperlambat kerja usus dan meningkatkan risiko sembelit serta rasa begah di perut.
Ia juga mengingatkan bahwa kurang tidur bisa berdampak pada pola makan. Kurang istirahat seringkali memicu keinginan untuk mengonsumsi camilan tinggi lemak dan gula, yang memperburuk kondisi usus.
BACA JUGA:Target 3 Besar! KONI Muaro Jambi Tancap Gas Persiapan Porprov Jambi 2026
BACA JUGA:Waspada! Gunung Semeru Kembali Erupsi, Masyarakat Diimbau Hindari Lokasi Tertentu
“Kurang tidur membuat kita cenderung mencari makanan yang memberi sensasi kenyang cepat, seperti makanan olahan tinggi lemak dan gula. Ini bisa mengganggu keseimbangan mikrobioma usus dan menurunkan motilitas usus, berujung pada perut kembung dan pola buang air besar yang tidak teratur,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: