Awas! Buah Ini Dapat Mengganggu Penyerapan Obat dan Mengancam Kesehatan Anda!

Awas! Buah Ini Dapat Mengganggu Penyerapan Obat dan Mengancam Kesehatan Anda!

Jeruk Bali-pixaby-

JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Seorang dokter mengingatkan bahwa beberapa jenis makanan dapat memengaruhi penyerapan obat dalam tubuh, yang berpotensi mengurangi efektivitasnya atau, dalam kasus tertentu, menyebabkan efek samping berbahaya jika dikonsumsi bersamaan dengan pil.

Melansir dari Medical Daily, Dr. Xand van Tulleken, seorang dokter asal Inggris yang sering tampil dalam program kesehatan televisi, menegaskan pentingnya menghindari kombinasi makanan tertentu dengan obat-obatan, terutama satu jenis buah yang cukup berisiko.

Dalam acara Morning Live BBC, Dr. Tulleken menjelaskan bahwa jeruk bali dapat menghambat penyerapan berbagai jenis obat. Oleh karena itu, buah ini sebaiknya tidak dikonsumsi dalam bentuk apa pun, termasuk jus atau selai, jika sedang menjalani pengobatan rutin.

Individu yang mengonsumsi statin, obat tekanan darah, obat psikiatri, imunosupresan, serta obat untuk mengatur detak jantung, sangat disarankan untuk menghindari jeruk bali agar tidak mengalami gangguan dalam proses metabolisme obat.

BACA JUGA:PLN Lakukan Kegiatan Safety Townhall Meeting dan Edukasi Safety Driving Bersama Satlantas Polres Muara Bungo

BACA JUGA:Timnas Indonesia Takluk dari Iran 0-3 di Piala Asia U-20 2025! Start Buruk di Grup C!

"Jika Anda rutin mengonsumsi obat dan makan jeruk bali, penting untuk memahami potensi risikonya karena buah ini dapat menimbulkan efek yang membahayakan," jelas Dr. Tulleken.

Menurutnya, jeruk bali secara alami mengandung zat kimia yang berfungsi melindungi tanaman dari serangan hewan liar. Namun, zat ini juga dapat memengaruhi enzim dalam tubuh manusia, yang bertanggung jawab untuk memecah obat setelah dicerna.

"Tubuh kita memecah obat setelah bekerja agar dapat dikeluarkan dengan aman. Namun, jeruk bali dapat menghambat proses ini, menyebabkan peningkatan kadar obat dalam tubuh yang berpotensi menimbulkan efek toksik," tambahnya.

Bahkan dalam jumlah kecil, seperti setengah gelas jus jeruk bali, efeknya terhadap metabolisme obat dapat bertahan selama beberapa hari. Oleh karena itu, Dr. Tulleken menyarankan agar siapa pun yang menjalani pengobatan rutin berkonsultasi dengan dokter atau apoteker sebelum mengonsumsi jeruk bali.

BACA JUGA:Pemkab Tanjab Barat Catat Kinerja Gemilang! Raih Predikat 'Baik' dengan Capaian 85,76 Persen

BACA JUGA:Gegara Nagih Hutang BBM Solar Sesama Sopir Batu Bara, Warga Sumsel Terancam Hukuman Mati

"Dalam beberapa kasus, jeruk bali bisa menyebabkan obat tidak terurai dengan benar dalam tubuh, sehingga tidak memberikan manfaat yang seharusnya dan malah berisiko menimbulkan efek samping berbahaya," ujarnya.

Selain jeruk bali, Dr. Tulleken juga menyoroti vitamin K, yang banyak ditemukan dalam sayuran hijau, alpukat, dan kuning telur, sebagai faktor lain yang dapat memengaruhi efektivitas obat-obatan tertentu.

Karena vitamin K memiliki peran penting dalam proses pembekuan darah, konsumsi makanan yang kaya akan vitamin ini dapat mengurangi efektivitas pengencer darah. Oleh sebab itu, ia menyarankan agar asupan makanan kaya vitamin K dibagi rata dalam pola makan sehari-hari, bukan dihindari sepenuhnya.



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: