Fakta dan Mitos Seputar Produk Olahan Berbasis Protein

Fakta dan Mitos Seputar Produk Olahan Berbasis Protein

Produk olahan-foto; ilustrasi-jambi independent

JAMBI,JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID – Saat ini banyak masyarakat yang mengkonsumi produk olahan. Hal ini karena semakin hari gaya hidup semakin berubah. Karena masyarakat menganggap produk olahan itu simple dan mudah untuk dikonsumsi tanpa harus ribet dan memakan waktu yang lama untuk diproses.

Apalagi, di tengah gaya hidup masyarakat modern yang serba cepat, produk beku dan olahan pangan berbasis protein semakin menjadi pilihan praktis bagi banyak keluarga di Indonesia. Kesibukan yang padat sering kali membuat waktu untuk mempersiapkan makanan menjadi terbatas. Dalam kondisi ini, produk beku dan olahan pangan akhirnya dipilih untuk memenuhi kebutuhan protein harian. 

Namun, banyak informasi yang beredar di masyarakata bahwa bahan makanan ini kurang sehat atau bahkan berbahaya, terutama bagi anak-anak. Padahal, produk beku berupa daging sapi, ayam, dan ikan bisa menyimpan kandungan gizi yang sama baiknya dengan produk segar, terutama jika proses pembekuannya dilakukan dengan benar. 

BACA JUGA:DPRD Kabupaten Bogor Evaluasi Lalu Lintas Puncak, Usai Seorang Wisatawan Meninggal Dunia

BACA JUGA:Bacawabup Maidani Silahturahmi ke Kelurahan Sungai Binjai

Produk olahan pangan berbasis protein, seperti nugget, sosis, otak-otak, bakso, maupun tempura juga bisa diandalkan untuk mencukupi kebutuhan nutrisi harian apabila dikonsumsi secara bijak. Kandungan gizi tak rusak Dokter Spesialis Gizi Klinik di RSUD dr. Moewardi Solo, dr. Indrawati Sp.GK, menjelaskan metode pembekuan sebenarnya adalah salah satu cara yang efektif untuk mempertahankan kualitas bahan makanan.  

Menurutnya, pembekuan dapat menjaga daging dan ikan tetap aman dengan menekan aktivitas mikroorganisme yang menyebabkan pembusukan dan mencegah kontaminasi bakteri penyebab penyakit. 

 ”Membekukan daging atau ikan merupakan salah satu bagian dari food preparation untuk mempermudah kita dalam proses memasak. Ini aman,” jelasnya.

Ia menjelaskan metode pembekuan sebenarnya adalah salah satu cara yang efektif untuk mempertahankan kualitas bahan makanan. Menurutnya, pembekuan dapat menjaga daging dan ikan tetap aman dengan menekan aktivitas mikroorganisme yang menyebabkan pembusukan dan mencegah kontaminasi bakteri penyebab penyakit

Dokter Gizi itu menekankan, proses pembekuan justru akan membuat bahan makanan bisa disimpan lebih lama tanpa merusak kandungan gizinya.  Dengan kata lain, anggapan daging maupun ikan beku tidak lebih bergizi daripada produk segar termasuk mitos. Beberapa produsen pangan bahkan telah melakukan pembekuan dengan teknologi terkini berupa individually quick frozen (IQF), yang sanggup mengunci kesegaran, gizi, rasa, tekstur, maupun kebersihannya. 

BACA JUGA:HORAS! Pemuda Batak Bersatu Bungo Deklarasi Dukungan Kepada Jumiwan Aguza – Maidani

BACA JUGA:DPR: Kebijakan Kemasan Rokok Polos Tanpa Merek Berpotensi Merugikan Sektor Tembakau

Maka dari itu, kurang tepat jika masyarakat menganggap semua produk daging beku pasti mengandung bahan pengawet. ”Faktanya, di pasaran kita bisa menemukan produk beku yang tanpa diberi bahan pengawet. Kita bisa memastikannya dengan melihat informasi di kemasan. Produk ini tentu lebih sehat untuk dikonsumsi,” ucapnya.  

Indrawati kemudian memberikan tips lain bagi masyarakat dalam memastikan kualitas produk beku yang dipilih tergolong aman. Ia menyarankan pengecekan pada penampilan dan aroma produk.  ”Daging yang segar biasanya berwarna merah cerah, ayam berwarna putih segar, dan ikan tidak pucat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: