Kearifan Lokal Desa Belangian, ‘Penjaga Geopark Meratus’ di Kalimantan Selatan

Kearifan Lokal Desa Belangian, ‘Penjaga Geopark Meratus’ di Kalimantan Selatan

Kawasan Desa Belangian, di Kalimantan Selatan.-risza/jambi-independent.co.id-

BELANGIAN, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID – “Rokok, awas rokok. Matikan rokok,” ujar beberapa warga Desa Beliangan yang bertugas mengantarkan rombongan peserta lomba karya tulis, Pekan Olahraga Wartawan Nasional (Porwanas) XIV Kalimantan Selatan (Kalsel), Rabu 21 Agustus 2024.

Perkataan itu otomatis dituruti oleh warga lainnya. Serentak, mereka mematikan rokok sebelum melanjutkan perjalanan dengan sepeda motor.

“Hebat,” batin penulis. Mereka kompak. Tergelitik, penulis pun bertanya pada Heru (21) seorang pemuda yang kebetulan bertugas membawa saya.

“Biar tidak ada kebakaran di hutan,” kata pemuda yang baru saja melepas masa lajangnya, pada 25 Juli 2024 lalu.

BACA JUGA:Pemkab Sarolangun Buka Pendaftaran CPNS, untuk 243 Nakes dan Tenaga Teknis

BACA JUGA:Sinergi Bersama REI, Pj Wali Kota Jambi Kampanyekan 'Gerakan Menanam Sejuta Pohon'

Kata Heru, ini adalah salah satu kebiasaan mereka, para warga Desa Beliangan untuk bersama-sama menjaga lingkungan, lewat kearifan lokal.

Semua warga di sini, kata Heru, punya rasa persaudaraan yang tinggi. Mereka saling menjaga satu sama lain. Semua masalah diselesaikan secara kekeluargaan.

Di tengah perjalanan, Heru menghentikan laju sepeda motornya. Rupanya, dia menyingkirkan batu besar yang ada di tengah jalan dengan lebar sekitar 1,5 meter, yang dibangun oleh warga lewat dana desa.

Supaya pengendara lain di belakang tidak kesulitan, kata dia. Lagi-lagi penulis tertegun. Perbuatan Heru barusan, baginya mungkin adalah hal yang biasa. Tapi mungkin bagi kita yang hidup di tengah hiruk pikuk kota, hal semacam itu sudah sangat jarang terjadi.

BACA JUGA:Apresiasi Penegakan Hukum Karhutla di Jambi, Perkumpulan Hijau Minta 2 Perusahaan Ini Ditindak Tegas

BACA JUGA:Pj Bupati Raden Najmi Kumpulkan Kepala SKPD, Atasi Tunggakan Pajak

Makin tertarik dengan kebiasaan warga Desa Beliangan, penulis mencoba bertanya lebih jauh. Sedikit lebih pribadi. “Kenapa tidak ingin keluar dari Desa Beliangan?” tanya saya.

“Di sini enak. Tenang,” kata Heru singkat. Menurutnya, warga Desa Beliangan tak pernah dipusingkan dengan hebohnya politik di Indonesia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: