Parameter Prestasi, Pengusaha Nasional Guntur Muchtar Dianggap Layak Maju di Pilwako Jambi

Parameter Prestasi, Pengusaha Nasional Guntur Muchtar Dianggap Layak Maju di Pilwako Jambi

Pengusaha nasional, Guntur Muchtar dianggap layak untuk maju di Pilwako Jambi 2024.-ist/jambi-independent.co.id-

Padahal politik butuh uang tapi bukanlah segalanya. Hal ini menurutnya berbahaya karena akan melahirkan mindset turunan berupa uang negara diberlakukan laksana uang pribadi.

"Masyarakat seolah maklum bahwa pilwako seolah menjadi konstestasi finansial, maka tak heran turunannya akan lahir pemimpin yang memberlakukan uang APBD laksana uang perusahaan miliknya, mencari untung karena keluar modal besar saat maju pilwako, " ungkapnya.

BACA JUGA:Kadiskominfo Kota Jambi Buka Orientasi dan Pembekalan Jurnalis oleh PWI Kota Jambi

BACA JUGA:Tutup Festival Muharram, Pj Wali Kota Jambi Apresiasi Prestasi Peserta

Dalam Pilwako Jambi  beberapa nama figur terus bermunculan menghias ruang publik dan media sosial. 

Namun sayangnya, kemunculan nama para bakal calon Wali Kota Jambi itu lebih di latar belakangi pada keinginan pribadi tanpa dilandasi prestasi dari yang bersangkutan. 

Menurut Noviardi, figur yang muncul di publik untuk pilwako Jambi belum banyak yang teruji kapasitas dan integritasnya di mata masyarakat.

"Mohon maaf, jika parameternya prestasi, nama - nama yang muncul sebagai calon Wali Kota Jambi saya nilai belum ada yang mumpuni, lebih banyak dorongan finansial factor, sehingga mereka merasa percaya diri maju," kata dia.

BACA JUGA:Sekda A Ridwan Apresiasi Pengukuhan DPC Pecinta Anggrek Indonesia Kota Jambi, Ini Harapannya

BACA JUGA:Muaro Jambi Status Siaga Karhutla, Berlaku hingga November 2024

Sayangnya kata dia, kemampuan finansial itupun ditopang bisnis family, bukan kemampuan individu mereka.

"Padahal untuk memimpin daerah dibutuhkan kapasitas yang teruji, jejak rekam, leadership, jaringan dan visi mau dibawa kemana kota Jambi ke depannya," ungkapnya.

Selanjutnya, Noviardi juga menambahkan seorang calon muncul dari proses yang mereka jalani, sehingga muncul ketokohan yang dinilai publik layak untuk jadi kepala daerah.

Jangan terbalik, karena merasa punya finansial, mereka memunculkan diri sendiri, tanpa melihat kapasitas diri untuk memimpin.

BACA JUGA:Hanya Hasilkan 25 Ribu Ton per Tahun, Produksi Beras di Tanjab Barat Menurun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: