Perjalanan Hidup Bambang Priyatno: Eks Wali Kota Jambi yang Tinggal Sederhana
Bambang Priyanto, mantan Wali Kota Jambi tutup usia.-ist/jambi-independent.co.id-
JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Mantan Wali Kota Jambi periode 2008–2013, dr Raden Bambang Priyanto, dikenang sebagai sosok pamong yang bersahaja.
Ia meninggal pada usia 76 tahun, meninggalkan kisah perjalanan hidup yang menarik—mulai dari dokter, birokrat, hingga pemimpin yang dikenal dengan penampilan sederhana dan wataknya yang apa adanya.
Bambang Priyatno bersama wakilnya, Sum Indra, resmi dilantik sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Jambi oleh Gubernur Jambi saat itu, Zulkifli Nurdin, mewakili Menteri Dalam Negeri.
Pelantikan yang berlangsung pada 4 November 2008 dalam Sidang Paripurna Istimewa DPRD Kota Jambi digelar dengan pengamanan ketat.
BACA JUGA:Pengamat Nilai Rehabilitasi Ira Puspa Dewi Ungkap Kekeliruan Putusan Tipikor
Sebanyak 1.500 personel Polresta Jambi, dibantu Polres Batanghari dan Muaro Jambi, dikerahkan untuk memastikan acara berjalan aman dan terkendali.
Bagi banyak warga Jambi, Bambang Priyatno bukan sekadar seorang wali kota, melainkan juga dokter yang tetap menjaga semangat pengabdiannya.
Saat menjabat, ia kerap turun langsung dalam program pengobatan gratis—memeriksa kesehatan warga, memberikan resep, hingga berbincang santai seperti layaknya tenaga medis yang sudah lama ia tekuni.
Para jurnalis yang mengikuti kegiatannya pun akrab dengan cerita-cerita Bambang tentang masa pengabdiannya di dunia medis. Sikapnya yang ringan dan sederhana membuat banyak orang merasa dekat dengannya.
BACA JUGA:Pelunasan BIPIH Reguler 2026 Dibuka 24 November - 25 Desember
Meski dikenal bersahaja, kepemimpinan Bambang Priyatno tak selalu mulus. Isu pecah kongsi dengan wakil wali kota, kasus hukum yang menyeret anaknya, hingga rumor keterlibatan kerabat dalam urusan jabatan dan proyek pemerintahan sempat mewarnai masa jabatannya.
Pada Pilkada 2013, Bambang kembali maju bersama Yeri Muthalib. Namun perolehan suara pasangan bertajuk “Bayer” ini justru anjlok. Mereka berada di posisi terakhir, kalah telak dari tiga pasangan lain, termasuk Fasha–Abdullah Sani yang muncul sebagai kuda hitam.
Bisik-bisik yang berkembang kala itu menyebutkan banyak pejabat Pemkot Jambi “pasang dua kaki”, membuat Bambang kehilangan dukungan internal. Namun, seperti biasa dalam politik, kebenaran selalu bergerak di wilayah abu-abu.
Setelah kekalahan tersebut, nama Bambang Priyatno perlahan menghilang dari hiruk-pikuk publik. Ia tak lagi aktif berpolitik maupun terlibat dalam pemerintahan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:




