Polemik Proyek Stockpile Batu Bara PT SAS, Wali Kota Jambi Jamin Keselamatan Warga, Gubernur Minta Pakai RTRW

Polemik Proyek Stockpile Batu Bara PT SAS, Wali Kota Jambi Jamin Keselamatan Warga, Gubernur Minta Pakai RTRW

Gubernur Jambi dan Wali Kota Jambi sudah ikut bersuara terkait rencana pembangunan stockpile batu bara di Kota Jambi, oleh PT SAS.--

Penggunaan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) daerah juga harus dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan semacam ini.

Al Haris menyatakan niatnya untuk mengkoordinasikan isu ini dengan Kementerian Perhubungan dan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut.

BACA JUGA:Beruntung dalam Astrologi Tionghoa, Inilah Shio yang Mengundang Rezeki dengan Kecerdasan dan Kerja Keras

BACA JUGA:Berkas Emboy, Kasus Popo Barbie Masuk Tahap Dua di Kejaksaan Negeri Kerinci

Ia ingin menertibkan proses perizinan dan juga mengajukan permintaan agar pengusaha yang mengajukan izin tersebut dapat memberi informasi kepada pemerintah setempat.

Tak hanya itu, keberadaan stockpile batu bara ini juga ditakutkan menganggu pasokan air bersih dari Perumda Tirta Mayang ke 20 ribu pelanggannya.

Baru-baru ini, Komisi I dan Komisi II DPRD Kota Jambi mendatangi ke lokasi Intake Perumda Tirta Mayang. Lokasinya berdekatan dengan rencana pembangunan stockpile dan pelabuhan batu bara dari PT SAS itu. 

Ketakutan muncul karena rencana PT SAS membangun stockpile tersebut berpotensi mengancam distribusi air bersih dari Perumda Tirta Mayang di 3 kecamatan.

BACA JUGA:6 Zodiak Perempuan yang Suka jadi Pemimpin: Karakteristik dan Kekuatan Pemimpin Berdasarkan Zodiak

BACA JUGA:Bakal Gelar Sumatera Cup Prix National Championship tahun 2023, Irjen Rusdi: Jangan Sampai Ada Masalah

Direktur Teknik Perumda Tirta Mayang, Mustazal Khomidi, mengungkapkan keprihatinannya terhadap rencana pembangunan stockpile dari PT SAS tersebut. 

Menurutnya, pembangunan stockpile dan pelabuhan di dekat Intake Aurduri akan mengganggu aliran sumber air bersih yang mengalir ke warga kota Jambi.

Kehadiran tongkang-tongkang besar yang kemungkinan akan sering berlalu-lalang dapat membahayakan Intake Aurduri. Selain itu, potensi tumpahan batu bara di sungai bisa mencemari air dan mengancam kesehatan masyarakat.

Mustazal Khomidi menyebutkan bahwa sekitar 20 ribu pelanggan Perumda Tirta Mayang bergantung pada sumber air bersih dari Intake Aurduri ini. Pelanggan tersebut tersebar di tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Alam Barajo, Kota Baru, dan Telanaipura.

BACA JUGA:Catat..!! Kemenag Hentikan Izin 4 Penyelenggara Umrah Ini, Berikut Daftarnya..

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: