Dari Facebook hingga TikTok, Isu Hoax Terkait Pemilu 2024 Mulai Merebak di 2023, Densus 88 Mulai Bergerak

Dari Facebook hingga TikTok, Isu Hoax Terkait Pemilu 2024 Mulai Merebak di 2023, Densus 88 Mulai Bergerak

Kepala Biro Multimedia Divisi Humas Brigjen Pol. GatotRepli Handoko-Anisha Aprilla-Disway.id

JAKARTA, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID – Meskipun Pemilu 2024 masih lama, namun berbagai dinamika politik sudah mulai terjadi. Salah satunya adalah beredarnya kabar bohong atau hoax

Kabar bohong atau hoax terkait pemilu 2024 diprediksi akan mulai bermunculan pada tahun 2023 ini. Untuk itu berbagai pihak pun sudah mulai ancang ancang. Salah satunya adalah Polri yang terus melakukan pemantauan siber.

Kepala Biro Multimedia Divisi Humas Polri Brigjen Pol. Gatot Repli Handoko mengatakan bahwa pihaknya memprediksi kabar bohong atau hoax terkait pemilu 2024 akan mulai gencar disebarkan ke publik pada pertengahan 2023.

“Dilihat dari pemetaan, kalau Pemilu 2024 ini, pemetaannya itu kami prediksi pertengahan tahun ini pasti sudah mulai gencar yang berkaitan dengan upaya-upaya kelompok tertentu untuk saling serang," kata Gatot dalam keterangannya, Jumat, 27 Januari 2023.

BACA JUGA:Jumat Curhat, Kapolres Bungo Dengar Keluhan Pedagang Kaki Lima dan Warga Pasar Bungo

BACA JUGA:Duh! Harga Sawit di Jambi Turun Lagi, Ini Info Harga Sawit di Jambi Periode 27 Januari-2 Februari 2023

Untuk itu, Polri pun sudah melakukan berbagai persiapan. Polri akan berkoordinasi bersama dengan Kemenkominfo dan jajarannya di daerah, serta tim siber Bareskrim Polri. 

Selain itu, pihak kepolisian juga sudah melakukan koordinasi dengan Densus 88 terkait dengan narasi-narasi intoleransi yang tersebar di media sosial.

"Hasil pemantauan kami dari mulai awal Januari sampai sekarang itu belum begitu masif. Banyak upaya-upaya untuk menaikkan terkait politik identitas berkaitan dengan hate speech kemudian intoleran, kami selalu berkoordinasi dengan Densus 88 dan teman-teman Kominfo, temen-teman di Direktorat Siber," ujarnya. 

Lebih lanjut, Polri juga melakukan pemetaan preferensi media sosial berdasarkan wilayah.

BACA JUGA:Cek Syarat dan Ketentuannya, Mantan Napi Boleh Mencalonkan Diri Sebagai Kepala Daerah atau Anggota DPR

BACA JUGA: Info Penerimaan CPNS 2023: Persyaratan, Tahapan, dan Jadwal CPNS 2023

Menurutnya, untuk wilayah Jakarta masyarakat cenderung menggunakan platform Twitter.

Sedangkan, untuk wilayah Papua, masyarakatnya paling banyak menggunakan platform Facebook.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: disway.id