Rupiah Hari Ini Makin Parah, Sulit Turun dari Rp 15 Ribu

Rupiah Hari Ini Makin Parah, Sulit Turun dari Rp 15 Ribu

Kurs rupiah hari ini ditutup melemah karena pengaruh sikap hawkish federal reserve bank sentral Amerika Serikat-Ilustrasi. Foto: Ricardo-JPNN.com

JAKARTA, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Kurs rupiah semakin terus melemah terhadap Dollar Amerika.

Untuk hari ini ditutup melemah karena pengaruh sikap hawkish federal reserve bank sentral Amerika Serikat.

Rupiah ditutup melemah 92 poin di level Rp 15.129 per USD dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 15.037 per USD.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan kekhawatiran pasar terhadap potensi resesi kian mengemuka setelah Federal Reserve (Fed) mengerek suku bunga acuan di kisaran 3,00-3,25 persen.

BACA JUGA:Polri Pastikan Ledakan di Asrama Polisi Bukan Ulah Teroris

BACA JUGA:Inovasi Kendalikan Inflasi, Fasha Canangkan Gerakan 'Payo Menanam Cabai'


Ibrahim menyebut The Fed dengan sinyal hawkishnya mengisyaratkan kenaikan suku bunga hingga 4,6 persen pada tahun depan.

"Hal ini makin membebani ekonomi dunia bahwa tren suku bunga bakal mendorong AS ke dalam perlambatan pertumbuhan," ujar Ibrahim, Senin 26 September 2022 seperti dikutip dari JPNN.com

Selain itu, rupiah terpukul suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) sebesar 50 bps menjadi 4,25 persen diikuti kenaikan suku bunga depsit facility sebesar 50 bps menjadi 3,50, dan suku bunga lending faclity 50 bps menjadi 5 persen.

"Sangat mengejutkan pasar," ungkapnya.

Menurutnya, keputusan RDG BI kali ini menegaskan stance atau lebih ketat (hawkish) dengan pertimbangan utama ekspektasi inflasi yang melampaui sasaran inflasi yang 2-4 persen pasca kenaikan harga BBM. 

BACA JUGA:Hati-hati, Ada Aplikasi Palsu yang Bisa Meretas Kata Sandi HP Pengguna Android!

BACA JUGA:Hotman Paris Minta KPK Awasi Permasalahan Guru PPPK


Secara umum, dasar pertimbangan kenaikan BI rate sebesar 50 bps di luar kebiasaan karena biasanya kenaikan hanya 25 bps.

"Dapat diterima dan logis, salah satu tujuan utamanya ialah untuk mengendalikan laju inflasi," katanya.

Hal itu, kata Ibrahim agar inflasi tidak berada jauh di luar koridor ekspektasi dan target, yakni 2-4 persen di akhir tahun ini.

"Meskipun pada akhirnya realisasi inflasi tahunan akan melampaui sasaran yang batas atasnya 4 persen. Namun, tidak berlebihan atau eksesif sehingga berpotensi mendistorsi roda perekonomian nasional," kata ibrahim.

BACA JUGA:Ini Tujuannya, TikTok Hadirkan Tombol Dislike di Kolom Komentar

BACA JUGA:Anak Kedua Zaskia Gotik Lahir dengan Selamat

Ibrahim menyebut kenaikan sebesar 50 bps ini memberikan isyarat bahwa BI benar-benar melakukan asesmen yang sangat hati-hati dan terukur dengan melihat perkembangan dinamika domestik dan internasional.

"Walaupun melanggar etika survey yang dibuat oleh para ekonom," ungkapnya.

Selanjutnya, Ibrahim memprediksi untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif. Namun, ditutup melemah di rentang  Rp 15.110 - Rp 15.150 per USD. *

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: jpnn.com