Waduh, Harga Barang-barang Sudah Meroket padahal BBM Belum Naik

Waduh, Harga Barang-barang Sudah Meroket padahal BBM Belum Naik

Isu kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi makin terdengar di telinga masyarakat hingga membuat keresahan. -Foto : Ricardo-Jpnn.com

JAKARTA, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Harga sembako dan beberapa barang kebutuhan sehari hari sudah mengalami kenaikan. Padahal harga BBM belum mengalami kenaikan sama sekali.

Pakar Kebijakan Publik Narasi Institute Achmad Nur Hidayat mengatakan padahal saat ini BBM bersubsidi tetap stabil dan harga nonsubsidi turun. "Pola yang akan dilakukan pemerintah akan terjadi seperti BBM jenis Premium di mana program subsidinya ada tetapi stoknya tidak ada sehingga masyarakat dipaksa untuk mengkonsumsi BBM nonsubsidi," ujar Achmad, Kamis 1 Agustus 2022

Isu kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi makin terdengar di telinga masyarakat hingga membuat keresahan.

BACA JUGA:Warga Kota Jambi Ini Didenda Rp 5 Juta, Gara-Gara Buang Sampah Sembarangan, Begini Kronologisnya

BACA JUGA:Warga Kota Jambi Gerah, Judi Kian Marak

Akibatnya, banyak masyarakat yang sudah mulai merespons dengan menaikan harga-harga produk sebelum kenaikan BBM itu terjadi.

Hal tersebut tentunya membuat inflasi akibat kenaikan BBM mulai terjadi.

Menurut Achmad, pemerintah harus tegas memastikan harga BBM naik atau tidak dengan mempertimbangkan konseksuensi yang akan dialami oleh rakyat seperti dikutip dari JPNN.com

"Yang jelas dampak ekonomi yang akan timbul dari kebijakan kenaikan BBM ini akan dahsyat yang tidak akan terobati oleh rencana bantalan sosial 24,17 triliun, di mana di dalamnya terdapat BLT yang digulirkan sebesar Rp 150 ribu per bulan selama empat bulan ataupun bantuan lainnya," ungkapnya.

BACA JUGA:Resmi! Kapolda Jambi Mutasi Kapolsek Kota Baru, Ini Jabatan Barunya

BACA JUGA:Mobil Penjemput Jamaah Umroh Terjun ke Kanal di Tanjab Timur

Selain itu, Achmad memprediksi inflasi akan melonjak tinggi menyusul negara-negara lain, seperti Inggris yang tingkat inflasinya sudah mencapai 10 persen dan dianggap tertinggi selama 40 tahun.

Indonesia harus berpikir dua kali untuk menentukan kebijakan-kebijakan yang berpengaruh terhadap inflasi karena daya beli masyarakat yang melemah akan menimbulkan efek berantai di semua sektor," kata Achmad. Lebih lanjut, ajakan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan untuk mendukung kenaikan harga BBM menjadi sebuah kekonyolan di tengah penolakan yang masif dilakukan oleh masyarakat.

"Mana mungkin rakyat mendukung kebijakan yang akan menyengsarakannya. Kebijakan kenaikan harga akan menjadi bom waktu yang berpotensi menyebabkan kerusakan terhadap kestabilan ekonomi yang masih dalam masa pemulihan," tegas Acmad. * 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: jpnn.com