Transaksi Hany Menggunakan Rubel, Rusia Anggap Dolar dan Euro Toxic

Transaksi Hany Menggunakan Rubel, Rusia Anggap Dolar dan Euro Toxic

Rusia anggap dolar dan euto toxic, serta mengambil keputusan untuk melakukan transaksi hanya menggunakan rubel.-freepik-

 

Sebelumnya Presiden Rusia Vladimir Putin menolak pembayaran menggunakan mata uang dolar Amerika atau euro untuk penjualan gas Alamnya yang dipasok ke negara-negara yang tidak bersahabat, termasuk anggota Uni Eropa (UE) dan Amerika.

 

Dalam kebijakan barunya tersebut, Putin hanya menginginkan mata uang rubel sebagai alat pembayaran yang sah dalam penjualan gas alamnya ke Amerika dan Uni Eropa.

 

"Selama beberapa pekan terakhir, beberapa negara Barat mengambil ‘keputusan tidak sah’ untuk membekukan aset Rusia, sehingga merusak reliabilitas mata uang mereka," kata Putin.

 

"Ini tidak masuk akal bagi kita untuk memasok barang-barang ke UE dan AS, namun menerima pembayaran dalam dolar, euro, dan mata uang lainnya," sambungnya.

BACA JUGA:Kasrem 042/Gapu Ikuti Gerak Jalan Santai dalam Rangka HUT ke-77 RI

BACA JUGA:Airlangga: Kinerja Impresif Ekonomi Jadi Kado Manis HUT RI ke-77

 

Putin memutuskan untuk mengimplementasikan serangkaian langkah untuk mengalihkan pembayaran ke rubel, dimulai dengan gas alam Rusia dalam waktu secepat mungkin.

 

Terlepas apapun kondisi saat ini, Putin berjanji bahwa Rusia akan terus memasok gas sesuai dengan volume dan harga dalam kontrak yang ada.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: