Transaksi Hany Menggunakan Rubel, Rusia Anggap Dolar dan Euro Toxic
Rusia anggap dolar dan euto toxic, serta mengambil keputusan untuk melakukan transaksi hanya menggunakan rubel.-freepik-
JAKARTA, JAMBI-INDRPENDENT.CO.ID–Rusia sudah menutup diri untuk menggunakan mata uang dollar maupun euro. Kedua mata uang tersebut dianggap toxic (racun).
Negara inipun tidak lagi melakukan transaksi perdagangan serta hubungan ekonomi menggunakan mata uang dolar dan euro.
Rusia mencatat bahwa sistem keuangan global saat ini yang dibangun oleh Washington telah terbukti tidak sesuai dengan kondisi tatanan dunia multipolar dan pada dasarnya telah menjadi instrumen untuk mencapai tujuan politik satu kelompok negara.
Hal terungkap setelah Rusia anggap dolar dan euro toxic, serta mengambil keputusan untuk melakukan transaksi hanya menggunakan rubel.
BACA JUGA:Breaking News, Pandu, Pemilik Gudang Minyak Ilegal di Alam Barajo Ditangkap
BACA JUGA:Irjen Dedi Ungkap Apa Peran Istri Ferdy Sambo Dalam Pembunuhan Brigadir J
Deputy Head of the Department Rusia Alexander Pankin mengungkapkan bahwa sangat penting untuk beralih menggunakan mata uang lain dalam melakukan transaksi perekonomian terutama mata uang lokal.
Pankin juga menjelaskan bahwa Rusia tidak akan menggunakan dolar dan euro dalam hubungan komersial, ekonomi, dan investasi dengan mitranya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: