Harga TBS Sawit Masih Ambyar, Luhut Binsar Sentil Kemendag
jambi-independent.co.id|
Editor:
Surya Elviza|
Minggu 03-07-2022,11:54 WIB
Luhut Binsar turun tangan mengatasi harga TBS yang masih sangat rendah dan meminta Kementerian terkait bekerja maksimal. Foto : jpnn.com--Jpnn.com
JAKARTA,
JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meminta Kementerian Perdagangan (Kemendag) mempercepat ekspor minyak sawit mentah (CPO) dan bahan baku minyak goreng.
Hal ini dilakukan karena harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit petani yang tak kunjung menanjak naik.
"Tujuan utamanya untuk menaikkan harga TBS sawit di petani secara signifikan," kata Menko Luhut Pandjaitan dalam keterangan yang dikutip Minggu 3 Juli 2022.
Percepatan ekspor diminta dilakukan dengan menaikkan rasio angka pengali ekspor CPO dan bahan baku minyak goreng menjadi tujuh kali lipat dari kewajiban pasar domestik (DMO).
Sebelumnya pemerintah memberikan insentif kuota ekspor sebesar lima kali lipat kepada produsen dari realisasi pendistribusian DMO dan DPO (kewajiban harga domestik).
Contohnya, jika bisa menyalurkan minyak goreng curah dengan harga Rp 14 ribu per liter sebanyak 1.000 ton, maka produsen tersebut diperbolehkan melakukan ekspor lima kali lipat dari 1.000 ton.
Menko Luhut juga memastikan pemerintah sedang berupaya menemukan keseimbangan antara target dari sisi hulu hingga hilir terkait pengendalian minyak goreng.
"Khusus untuk program transisi dapat dipergunakan selama beberapa bulan ke depan," ungkapnya.
Pada Juni, pemerintah telah memberikan alokasi ekspor sebesar 3,41 juta ton melalui program transisi dan percepatan guna memberi kepastian kepada dunia usaha untuk ekspor.
"Saat ini harga minyak goreng telah mencapai Rp 14 ribu per liter di Jawa-Bali, sehingga kebijakan di sisi hulu dapat kita mulai relaksasi secara hati-hati untuk mempercepat ekspor dan memperbaiki harga TBS di tingkat petani," ujarnya.
Luhut juga menjelaskan pada akhir Juni, total 270 ribu ton minyak goreng curah yang disalurkan sebagai bagian DMO produsen minyak goreng.
Alokasi ekspor dari program DMO juga dapat dipergunakan selama enam bulan dan sebagian telah dikonversi menjadi hak ekspor.
Pemerintah juga akan melakukan langkah percepatan realisasi ekspor karena kapasitas tangki-tangki dalam waktu dekat akan kembali penuh. Selain itu hal ini juga dilakukan karena harga TBS petani masih rendah.
Di sisi lain, salah satu langkah untuk meningkatkan harga CPO pada semester II adalah dengan menaikkan B30 menjadi B35/B40 dan diterapkan secara fleksibel tergantung pasokan dan harga CPO.
Luhut Binsar pun meminta Kementerian ESDM, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dan Pertamina untuk dapat segera mengkaji terkait rencana tersebut seperti yang dikutip dari
jpnn.com.
"Saya harap seluruh kementerian dan lembaga yang terkait dapat segera menindaklanjuti pekerjaan terkait isu ini. Agar harga minyak goreng dapat segera terkendali dan menguntungkan bagi masyarakat, petani, maupun para pengusaha," kata Menko Luhut Binsar. (Viz)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber:
jpnn.com