Sri Lanka Terancam Krisis Pangan, Perdana Menteri: Masyarakat Harus Menerima

Sri Lanka Terancam Krisis Pangan, Perdana Menteri: Masyarakat Harus Menerima

Negara Sri Lanka bangkrut akibat gagal bayar utang luar negeri-Pixabay -Pixabay.com

JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Sri Lanka tengah diancam krisis pangan dan saat ini masih memerangi krisis ekonomi yang menghancurkan tersebut.

Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe memperingatkan hal itu kepada masyarakat.

Ia juga berjanji akan membeli cukup pupuk untuk musim tanam berikutnya guna meningkatkan panen.

"Meskipun mungkin tidak ada waktu untuk mendapatkan pupuk untuk musim Yala (Mei-Agustus) ini, langkah-langkah sedang diambil untuk memastikan stok yang cukup untuk musim Maha (September-Maret)," kata Wickremesinghe dalam sebuah pesan di Twitter pada Kamis 19 Mei 2022.

BACA JUGA:Sah, Arjun Saputra Nahkodai HIMIP UNJA Periode 2022-2023 

BACA JUGA:Body Akan Lebih Tinggi dan Mesinnya Serupa Outlander, Nissan Siap Luncurkan X-Trail Baru

Keputusan Presiden Gotabaya Rajapaksa pada April tahun lalu untuk melarang semua pupuk kimia secara drastis mengurangi hasil panen, dan meskipun pemerintah telah membatalkan larangan tersebut, tidak ada impor substansial yang dilakukan.

"Saya dengan sungguh-sungguh mendesak semua orang untuk menerima gawatnya situasi."

Rajapaksa menunjuk sembilan anggota baru ke kabinet pada Jumat, termasuk kementerian kesehatan, perdagangan, dan pariwisata. Namun, dia tidak menyebutkan seorang menteri keuangan dan portofolio tersebut kemungkinan akan dipertahankan oleh Wickremesinghe.

Sri Lanka yang bergantung pada pariwisata menghadapi kekurangan devisa, bahan bakar, dan obat-obatan. Kegiatan ekonomi melambat bahkan merangkak.

BACA JUGA:Barcelona Disebut Tak Mampu Tebus Lewandowski 

BACA JUGA:Erik Ten Hag Siap Kaloborasi dengan Ronaldo

"Tidak ada gunanya berbicara tentang betapa sulitnya hidup ini," kata A.P.D. Sumanavathi, seorang wanita berusia 60 tahun yang menjual buah dan sayuran di pasar Pettah di Colombo.

"Saya tidak dapat memprediksi bagaimana keadaannya dalam dua bulan, pada tingkat ini kita bahkan mungkin tidak berada di sini."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: jpnn.com