Bukan Heatwave! BMKG Beberkan Alasan Cuaca Panas Tak Biasa di Indonesia
Ilustrasi BMKG, suhu udara -Disway.id/jambi-independent.co.id-Disway.id
JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan penyebab meningkatnya suhu udara panas yang kini dirasakan masyarakat di berbagai wilayah Indonesia.
Fenomena udara yang terasa menyengat sejak pagi hingga malam hari ini, menurut BMKG, merupakan dampak dari masa peralihan musim atau pancaroba yang sedang berlangsung di sebagian besar wilayah Tanah Air.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, mengatakan bahwa kondisi panas ekstrem ini bukan disebabkan oleh gelombang panas (heatwave), melainkan hasil dari dinamika atmosfer yang terjadi saat pergantian musim.
BACA JUGA:PPN 11 Persen Bisa Turun! Menkeu Purbaya: Kita Lihat Dulu Kondisi Ekonominya
"Beberapa wilayah Indonesia belakangan ini mengalami suhu udara yang terasa lebih terik, bahkan di pagi dan malam hari. Fenomena ini erat kaitannya dengan masa peralihan musim atau pancaroba, dari kemarau menuju musim hujan," jelasnya, Senin13 Oktober 2025.
Ia menambahkan, pemanasan permukaan Bumi yang kuat terjadi akibat langit cerah dan minim awan tebal, sehingga radiasi sinar Matahari lebih intens masuk ke permukaan Bumi.
Hal ini menyebabkan suhu udara terasa panas hampir sepanjang hari, bahkan pada waktu yang biasanya terasa sejuk.
BACA JUGA:Keren! Artikel M Azik Mahasiswa UIN STS Jambi Tembus Jurnal Scopus Inggris
Selain itu, kondisi atmosfer yang panas tersebut memicu pembentukan awan konvektif seperti awan cumulonimbus (Cb).
Jenis awan ini berpotensi menimbulkan hujan lokal dengan intensitas sedang hingga lebat pada sore atau malam hari di beberapa wilayah.
BMKG menjelaskan bahwa bulan Oktober merupakan periode transisi dari musim kemarau menuju musim hujan, yang diperkirakan berlangsung hingga 16 Oktober 2025.
BACA JUGA:BPOM Pastikan Produk Pangan Indonesia Aman dari Cemaran Radioaktif
"Pola cuaca menjadi tidak menentu, siang hari terasa panas ekstrem, sore turun hujan deras, dan malam hari tetap hangat karena kelembapan tinggi," ujar Guswanto.
Dengan demikian, masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap perubahan cuaca mendadak, seperti munculnya hujan deras disertai angin kencang atau petir pada masa pancaroba.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:



