AWARDS
b9

Islam Jambi di Tengah Islam Nusantara: Historisitas, Multipolaritas, dan Kolaborasi Melayu Jambi

Islam Jambi di Tengah Islam Nusantara: Historisitas, Multipolaritas, dan Kolaborasi Melayu Jambi

Mukhtar Latif-ist/jambi-independent.co.id-

Di bawah Sultan Thaha Saifuddin, Islam menjadi kekuatan politik yang dominan, membuktikan bahwa agama memiliki peran sentral dalam kedaulatan negara Jambi.

C. Mazhab Fikih dan Ragam Tarekat yang Mengakar di Jambi

Secara syariat, Jambi berpegangan pada Madzhab Syafi'i, yang sesuai dengan tradisi ulama Hadrami dan Makkah. Secara spiritual, kehidupan beragama didominasi oleh Tarekat Mu’tabarah. Tarekat Naqsyabandiyah dan Qadiriyah wa Naqsyabandiyah (TQN) berfungsi sebagai pusat pendidikan tasawuf.

Martin van Bruinessen (Van Bruinessen, 1996: 180) menunjukkan jaringan ulama Tarekat ini memastikan Islam Jambi tetap moderat, fokus pada akhlak, dan terintegrasi dengan budaya lokal.

D. Potensi Jambi: Primadona dan Destinasi Global Sepanjang Sejarah

Jambi adalah primadona global, didukung oleh:

​Pelabuhan Sungai-Laut Terbesar: Sungai Batanghari adalah urat nadi perdagangan, menjadikan Jambi titik transit strategis antara komoditas pedalaman dan Selat Malaka.

Destinasi Pendidikan Peradaban: Candi Muaro Jambi (Abad ke-7 M) adalah bukti bahwa Jambi pernah menjadi pusat studi Buddha terkemuka di Asia Tenggara, setara Nalanda (Moens, 1937: 90).

Destinasi Ekowisata Kontemporer: Geopark Merangin (UNESCO Global Geopark), Gunung Kerinci, dan Teh Kayu Aro menjaga daya tarik Jambi di kancah global.

E. Koneksi Jambi dengan Agama Dunia: Laboratorium Dialog

Islam Jambi adalah model akulturasi yang sukses. Filosofi kunci "Adat Bersendi Syarak, Syarak Bersendi Kitabullah" (Usman Abu Bakar, 1992: 57) memastikan Islam sebagai norma tertinggi, namun adat istiadat Melayu yang baik tetap diakomodasi.

Koeksistensi damai dengan peninggalan Hindu-Buddha serta komunitas minoritas membuktikan bahwa Islam Jambi adalah model inklusif yang berhasil mengelola pluralitas secara efektif.

F. Penutup

Islam Jambi, dengan multipolaritas historisnya (Arabia, Turki, Yaman) dan kolaborasinya yang erat dengan budaya Melayu, adalah narasi yang esensial. Jambi membuktikan bahwa Islam datang secara damai, memanfaatkan jaringan perdagangan global, dan berasimilasi sempurna dengan budaya Melayu.

Paper ini mendorong komunitas akademis global untuk menjadikan Jambi sebagai fokus studi utama tentang akulturasi dan koeksistensi Islam di Asia Tenggara, sebagai model yang layak ditiru oleh dunia.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: