AWARDS
b9

Islam Jambi di Tengah Islam Nusantara: Historisitas, Multipolaritas, dan Kolaborasi Melayu Jambi

Islam Jambi di Tengah Islam Nusantara: Historisitas, Multipolaritas, dan Kolaborasi Melayu Jambi

Mukhtar Latif-ist/jambi-independent.co.id-

Syarh Hadis (Ibnu Hajar): Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam Fathul Bari menjelaskan bahwa Hadis ini secara eksplisit menghapus batasan geografis dan etnis (Ibnu Hajar, jilid 6: 153).

Implikasinya, misi ulama dari Makkah/Arabia ke Jambi adalah pemenuhan perintah langsung Nabi untuk menyampaikan risalah kepada seluruh nās (umat manusia), menjadikan wilayah Melayu Jambi sebagai lahan dakwah.

BACA JUGA:Ledakan di SMA 72 Jadi Peringatan Pentingnya Sekolah Ramah Anak dan Antiradikalisme

​2. Metode Hikmah dan Penyampaian Kebaikan

​Ayat dan hadis juga mengatur cara dakwah, yang sesuai dengan Islamisasi damai Jambi.

​Ayat Hikmah: Surah An-Naḥl ayat 125, memerintahkan dakwah dengan hikmah (kebijaksanaan). Perintah ini memandu ulama untuk menyesuaikan penyampaian Islam dengan budaya Melayu Jambi (Ibnu Katsir, jilid 4: 597).

Hadis Penyampaian: Hadis riwayat Bukhari menegaskan, "Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat" (Sahih Bukhari, Hadis No. 3461).

Ini memotivasi ulama yang memiliki pengetahuan, betapapun sedikitnya, untuk melakukan perjalanan jauh ke Jambi, menjadikan perjalanan dakwah sebagai prioritas fardhu kifayah.

BACA JUGA:Chery Luncurkan SUV Listrik J6T di Bogor, Lebih Tangguh dan Siap Taklukkan Medan Berat

1. Fase Kontak Awal: Jalur Langsung dari Arabia (Makkah) (Abad ke-1 H / Abad ke-7 M)

Narasi ini bersandar pada Teori Makkah (Hamka, 1958: 45), yang menegaskan Islam datang langsung dari Arabia (Hijaz) pada abad ke-7 Masehi (c. 30 H). Dukungan historisnya sangat kuat:

​Diplomatik: Kontak surat-menyurat dari penguasa Sumatera (Melayu/Jambi) kepada Khalifah Umar bin Abdul Aziz (c. 718 M / 99 H) membuktikan relasi politik-keagamaan langsung dengan pusat Islam awal (Ricklefs, 2008: 55).

Geografis dan Ekonomi: Jambi (Kerajaan Melayu) adalah hub peradaban yang tercatat I-Tsing (Shih, 695 CE: 15), terbuka bagi pedagang Arab Muslim yang melayari Jalur Sutra Maritim (Reid, 1993: 155).

Penekanan pada Madzhab Syafi'i di Jambi juga menguatkan asal usul Arab, karena Madzhab ini dominan di Makkah.

BACA JUGA:Memperingati Hari Pahlawan 10 November 2025, Mengusung Tema

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: