Wah! Dua Komet Baru SWAN dan Lemmon Hiasi Langit Oktober 2025
Ilustrasi Komet-ist/jambi-independent.co.id-
JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Langit malam bulan Oktober 2025 menjadi tontonan langka bagi para pengamat bintang. Dua komet baru, C/2025 R2 SWAN dan C/2025 A6 Lemmon, tengah melintas mendekati Bumi dan menampilkan panorama langit yang memukau.
Fenomena ini dapat dinikmati menggunakan teleskop, teropong, bahkan mata telanjang dari berbagai wilayah di dunia.
Menurut Qicheng Zhang, peneliti astronomi dari Lowell Observatory, Arizona, komet Lemmon pertama kali terdeteksi pada 3 Januari 2025, sedangkan SWAN ditemukan 10 September 2025 saat melintas di dekat Matahari.
BACA JUGA:Prabowo: Uang Sitaan Korupsi CPO Rp13,2 Triliun Bisa Bangun 8.000 Sekolah dan 600 Kampung Nelayan
"Komet SWAN hanya bisa diamati pada awal malam, sesaat setelah langit mulai gelap," ujar Quanzhi Ye, ilmuwan riset dari University of Maryland.
Sementara itu, lanjutnya, "Lemmon kini tampak menjelang matahari terbit, namun dalam beberapa hari ke depan akan terlihat pada sore dan malam hari."
Kedua komet tersebut memiliki orbit panjang berbentuk oval, membuat kemunculannya di langit Bumi hanya terjadi sekali dalam ratusan tahun.
Astronom Carrie Holt dari Las Cumbres Observatory menjelaskan bahwa komet SWAN akan kembali muncul 650-700 tahun lagi, sementara Lemmon baru akan melintas kembali sekitar 1.300 tahun ke depan.
BACA JUGA:Waduh! Viral Video Oknum Anggota DPRD Kota Sungai Penuh Sebut Kata-kata Kasar ke Tukang Bangunan
Komet SWAN akan mencapai jarak terdekatnya dengan Bumi pada 20 Oktober 2025, sejauh 38,6 juta kilometer, sedangkan Lemmon sehari setelahnya, 21 Oktober 2025, dengan jarak 88,5 juta kilometer.
Kedua komet tampak bercahaya hijau terang dengan ekor panjang, hasil penguapan gas dan debu akibat panas Matahari.
"SWAN dan Lemmon tampak serupa, dikelilingi gas hijau dengan ekor memanjang," jelas Zhang.
Para astronom menyebut komet sebagai 'kapsul waktu tata surya', karena mengandung materi purba yang nyaris tidak berubah sejak awal terbentuknya tata surya. Holt menjelaskan bahwa komet berperiode panjang seperti ini berasal dari Awan Oort, wilayah terdingin di pinggiran tata surya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:



