Waduh! Harga Karet di Bungo Anjlok Pasca Idul Adha, Petani Mengeluh
Harga karet di Bungo saat ini turun.-sitihalimah/jambi-independent.co.id-
MUARA BUNGO, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Pasca perayaan Hari Raya Idul Adha 2025, petani karet di Kabupaten Bungo Tengah dihadapkan pada kenyataan pahit dengan harga karet di Bungo.
Kekecewaan petani di Bungo ini akibat turunnya harga karet secara signifikan. Dari yang sebelumnya sempat stabil di angka Rp14.500 per kilogram, kini harga anjlok menjadi Rp 13.200 per kilogram.
Penurunan harga karet di Bungo ini mulai dirasakan dalam beberapa hari terakhir dan langsung berdampak pada pendapatan para petani, terutama di wilayah Kecamatan Jujuhan.
Salah seorang petani getah karet asal Desa Sirih Sekapur, Heri, mengungkapkan kekecewaannya atas kondisi tersebut.
BACA JUGA:Wajib Tahu! Cocok Disantap Usai Idul Adha, Ini 5 Buah Penurun Kolesterol yang Direkomendasikan
"Hari ini, harga jual turun menjadi Rp13.200 per kilogram. Pekan lalu masih Rp14.500 per kilogram. Saya biasanya menjual sekitar 100 kilogram per minggu," kata dia, Senin 9 Juni 2025.
Dia berharap agar harga karet di Bungo bisa cepat naik kembali. "Minimal mencapai Rp14.000 per kilogram, agar bisa mencukupi kebutuhan keluarga," ujar Heri.
Kondisi serupa juga dialami Randu, petani karet lainnya yang turut merasa dirugikan. Ia mengaku harga jual yang berada di bawah Rp13.000 sangat menyulitkan, terutama karena biaya perawatan kebun karet terus meningkat.
"Sudah sangat jauh menurun. Sekarang, terpaksa menunggu sambil berharap harga kembali naik lagi," keluh Randu.
BACA JUGA:Djokas Siburian: Relokasi Pedagang Pasar Rakyat Talang Banjar Harus Terencana dan Berkelanjutan
Sejauh ini, para petani belum mengetahui secara pasti penyebab anjloknya harga karet. Namun mereka berharap pihak terkait dapat memberikan perhatian dan solusi atas kondisi ini, agar ekonomi petani tidak semakin terpuruk.
Turunnya harga karet ini menjadi tantangan serius bagi masyarakat pedesaan yang sebagian besar menggantungkan hidup dari hasil panen getah karet.
Jika kondisi ini terus berlanjut, dikhawatirkan akan berdampak pada kestabilan ekonomi keluarga petani dan aktivitas pertanian di wilayah tersebut.
Pemerintah daerah diharapkan segera melakukan langkah-langkah antisipatif dan koordinasi dengan pihak terkait guna mencari solusi terbaik untuk menstabilkan kembali harga karet di pasaran.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:



