b9

OJK Kenalkan Istilah “Pindar”, Apa Bedanya dengan Pinjol?

OJK Kenalkan Istilah “Pindar”, Apa Bedanya dengan Pinjol?

OJK sebut kinerja jasa keuangan di Jambi stabil.-ist/jambi-independent.co.id-

JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperkenalkan istilah baru "pindar" atau pinjaman daring kepada masyarakat.

Istilah pindar ini, untuk membedakan layanan pinjaman online (pinjol) ilegal yang kini dianggap memiliki konotasi yang lebih mengarah negatif di masyarakat.

Hal ini disampaikan Kepala Eksekutif Pengawasan Perilaku Pasar, Edukasi Keuangan dan Perlindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi, Selasa 12 Agustus 2025.

“Pindar atau pinjaman daring itu istilah baru yang kita gunakan untuk membedakan dari pinjol ilegal, karena istilah pinjol itu sekarang sudah lebih dikonotasikan negatif, jadi supaya ini membedakan yang positif,” kata dia.

BACA JUGA:Kasus Korupsi Kuota Haji! KPK Cekal Eks Menag Yaqut ke Luar Negeri

Menurut OJK, pindar tetap merupakan salah satu moda pembiayaan yang memudahkan masyarakat mengakses pinjaman, terutama bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Pemanfaatan yang tepat dinilai dapat memberikan dampak positif, meski bunga relatif tinggi.

Sementara pinjol, merupakan sebutan lama yang kini mengarah pada platform pinjaman online yang ilegal.

Dengan adanya istilah pindar, OJK berharap masyarakat lebih memahami perbedaan antara pinjaman daring yang terdaftar dan diawasi secara resmi dengan pinjol ilegal.

BACA JUGA:Komentarnya Viral! Menteri ATR Nusron Wahid Minta Maaf

Edukasi ini diharapkan mendorong masyarakat menggunakan layanan pembiayaan digital secara bijak, mengutamakan kebutuhan produktif, dan menghindari jeratan utang konsumtif.

Lebih lanjut, Friderica mengingatkan risiko penggunaan pindar untuk tujuan konsumtif, terutama bagi para anak muda yang mulai marak menjadi korban pinjol karena menggunakannya untuk membeli barang-barang konsumtif tanpa mempertimbangkan kemampuan mengembalikan pinjaman.

“Mereka akan bisa pakai pinjol yang sekarang pindar itu dengan baik, karena walaupun bunganya relatif tinggi, tapi mereka tahu bisa segera mengembalikan," kata dia. 

Tapi jeleknya kata dia, kalau misalnya beli untuk konsumtif, misalnya beli baju, tas, hp, itu yang anak-anak muda sekarang itu banyak yang kemudian menjadi korban dari hal seperti itu.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: