Caranya:
- Berdiri dengan kedua kaki rapat.
- Angkat satu kaki, tekuk lutut sedikit, lalu tahan selama 10 detik sambil menatap lurus ke depan.
3. Tes Duduk-Berdiri dari Lantai
Tes ini mengukur kekuatan, fleksibilitas, dan keseimbangan. Penelitian menemukan bahwa orang dengan skor rendah dalam tes ini memiliki risiko lebih tinggi untuk meninggal dunia dalam 12 tahun ke depan.
Caranya:
- Berdiri tanpa alas kaki di lantai.
- Duduk di lantai, kemudian coba bangkit kembali ke posisi berdiri tanpa bantuan.
Penilaian dimulai dari 5 poin untuk duduk dan 5 poin untuk berdiri. Kurangi 1 poin jika menggunakan tangan atau bagian tubuh sebagai tumpuan.
BACA JUGA:Israel Semakin Dijauhi Dunia, Dampaknya Terasa dari Politik hingga ke Sepak Bola
4. Tes Berdiri dari Kursi 30 Detik
Tes ini digunakan untuk menilai kekuatan tubuh bagian bawah dan daya tahan otot. Jika seseorang tidak mampu melakukan minimal 4 kali berdiri dalam 30 detik, risiko kematian meningkat secara signifikan.
Caranya:
- Duduk di kursi, lengan disilangkan di dada.
- Atur stopwatch selama 30 detik.
- Berdiri lalu duduk kembali sebanyak mungkin dalam waktu yang ditentukan.
CDC mencatat, rata-rata pria usia 60–64 tahun mampu berdiri 14 kali, sedangkan wanita di usia yang sama sekitar 12 kali.
BACA JUGA:Di Balik Sulitnya Gen Z Menabung: Gaya Hidup dan Kondisi Ekonomi
Pentingnya Menjaga Gerak Tubuh di Usia Lanjut
Rangkaian tes sederhana ini menegaskan bahwa kualitas penuaan erat kaitannya dengan kemampuan bergerak. Semakin baik mobilitas, semakin tinggi pula peluang seseorang menjalani masa tua yang sehat dan mandiri.
Para ahli menyarankan agar lansia tetap aktif bergerak, berolahraga ringan secara rutin, menjaga asupan gizi, serta menghindari gaya hidup sedentari. Dengan begitu, risiko jatuh dan penyakit terkait penuaan dapat ditekan.