Mudah lapar dan haus.
Peningkatan frekuensi buang air kecil, terutama di malam hari.
Penurunan berat badan tanpa alasan yang jelas.
Pandangan kabur.
Kelelahan.
Luka yang sulit sembuh.
Hiperpigmentasi, yaitu kondisi ketika terdapat bagian kulit tertentu yang berwarna lebih gelap dibandingkan area di sekitarnya.
Pada kasus diabetes, kondisi ini biasanya terjadi di bagian lipatan kulit, seperti leher belakang, akibat tingginya kadar insulin di dalam darah.
Peningkatan kadar insulin ini kerap dialami oleh penderita diabetes tipe 2 karena tubuh tidak mampu menggunakan senyawa kimia tersebut secara efektif.
Di samping itu, orang tua juga bisa mewaspadai gejala diabetes di usia muda, terutama pada anak-anak, dengan memperhatikan “4T”, yaitu:
Toilet: Frekuensi anak pergi ke toilet cenderung meningkat, lebih sering mengompol, atau orang tua lebih sering mengganti popok pada bayi.
Thirsty: Anak sering merasa haus dan tidak mampu menghilangkan dahaga meski telah banyak minum air putih.
Tired: Anak merasa lebih lelah daripada biasanya.
Thinner: Berat badan anak cenderung menurun tanpa alasan yang jelas.
Pada kasus yang lebih serius, diabetes juga bisa memicu terjadinya ketoasidosis diabetik, yaitu kondisi ketika kadar keton dalam tubuh meningkat drastis.
Kondisi ini bisa terjadi karena kadar hormon insulin yang terlalu rendah, sehingga tubuh tidak bisa memproses glukosa untuk dijadikan sumber energi.