Kontroversi utama Cannibal Holocaust berkisar pada penggambaran kekerasan yang berlebihan, baik terhadap manusia maupun hewan.
Banyak yang berpendapat bahwa film ini melampaui batas moral dengan menunjukkan kekerasan yang tak perlu dan menjijikkan.
Deodato membela filmnya sebagai komentar sosial terhadap kekejaman media, yang sering mengeksploitasi tragedi demi keuntungan. Namun, bagi banyak orang, pesan tersebut hilang di tengah lautan darah dan kekejaman.
BACA JUGA:Merdeka Belajar Kampus Merdeka Tetap Dilanjutkan: Komitmen Menteri Dikti Saintek 2024-2029
BACA JUGA:Telkomsel Paket Internet dan Nelpon #Serbu Telkomsel : Kuota Besar, Harga Hemat, Panggilan Puas
Selain itu, film ini menimbulkan perdebatan tentang etika dalam produksi film. Penggunaan hewan hidup dalam adegan penyiksaan dan pembunuhan nyata dianggap melanggar standar kemanusiaan dan profesionalisme dalam industri film. Isu ini terus menjadi topik diskusi di kalangan pecinta horor dan pembuat film.
Cannibal Holocaust tetap menjadi film yang penuh kontroversi dan menjadi tonggak dalam genre horor. Dengan gaya found footage yang inovatif, kekerasan yang realistis, serta kontroversi yang menyertainya, film ini telah mengukuhkan tempatnya dalam sejarah sinema.
Bagi penonton modern, Cannibal Holocaust lebih dari sekadar tontonan horor; film ini memunculkan perdebatan panjang tentang moralitas, realisme, dan etika dalam dunia perfilman.
Terlepas dari kecaman atau pujian, Cannibal Holocaust adalah karya yang tak bisa dilupakan bagi mereka yang berani menontonnya.