Kepala BGN Ungkap Program MBG Jadi Pemicu Terbesar Kasus Keracunan Makanan Nasional
Dapur MBG-ANTARA/jambi-independent.co.id--
JAMBI - INDEPENDNET.CO.ID - Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, mengungkapkan fakta mengejutkan mengenai tingginya angka kasus keracunan pangan di Indonesia yang bersumber dari Program Makan Bergizi (MBG).
Hal tersebut disampaikan Dadan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi IX DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, pada Rabu, 12 November 2025.
Dalam paparannya, Dadan menyebutkan bahwa dari total 441 kejadian keracunan pangan yang tercatat secara nasional, hampir setengahnya berasal dari pelaksanaan program MBG.
BACA JUGA:Ahli Waris Pahlawan Nasional Tak Hanya Terima Tunjangan Rp57 Juta, Tapi Juga Fasilitas Tambahan
"Dari total kejadian keracunan pangan di Indonesia, sebanyak 211 kasus atau sekitar 48 persen di antaranya terkait dengan program MBG," ujarnya.
Kasus-kasus tersebut berdampak cukup luas terhadap penerima manfaat program. Berdasarkan data yang telah diverifikasi bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes), terdapat 13.371 orang yang mengalami gangguan kesehatan akibat keracunan makanan dari program tersebut.
Dari jumlah itu, 638 orang bahkan harus menjalani perawatan di rumah sakit.
BACA JUGA:TNI AL dan Angkatan Laut Australia Perkuat Kerja Sama Pertahanan Lewat Latihan di NTT
Meski demikian, Dadan menegaskan bahwa skala pelaksanaan program MBG juga sangat besar. Sejak digulirkan, BGN telah memproduksi hingga 1,8 miliar porsi makanan bergizi untuk disalurkan kepada masyarakat di seluruh Indonesia.
"Sampai saat ini, total produksi makanan MBG telah mencapai 1,8 miliar porsi, dan secara umum pelaksanaannya berjalan dengan baik," jelasnya.
Ia menambahkan bahwa sebagian besar kegiatan distribusi dan konsumsi makanan dalam program tersebut tidak mengalami kendala berarti.
BACA JUGA:Kesepian hingga Inspirasi dari Pelaku Penembakan Massal, Ini Motif Pelaku di Balik Ledakan SMAN 72
Namun, BGN tetap melakukan evaluasi menyeluruh untuk meningkatkan pengawasan keamanan pangan agar kejadian serupa tidak kembali terulang.
Dadan juga menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen memperkuat standar kebersihan, proses pengolahan, serta rantai distribusi makanan bergizi yang diberikan kepada masyarakat.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:




