Menkeu Purbaya Tegaskan Kejar Pajak Secara Profesional, Bukan Gaya Preman
Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa-ist/jambi-independent.co.id-
JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan bahwa upaya pemerintah dalam mengejar target penerimaan pajak pada sisa akhir tahun ini dilakukan secara profesional, bukan dengan cara menekan atau menakut-nakuti wajib pajak.
Ia menjelaskan, strategi Kementerian Keuangan (Kemenkeu) akan difokuskan pada pendekatan manajemen mikro (micro management), yaitu dengan memetakan potensi-potensi pajak yang belum tergarap dan menutup peluang kebocoran penerimaan negara.
"Kalau ada potensi bocor sana-sini, itu yang akan dikejar. Bukan berarti jadi kayak preman, gedor rumah orang jam 5 pagi, nggak gitu. Kami akan buat penagihan lebih profesional," ujar Purbaya, dikutip dari Antara, Jumat 24 Oktober 2025.
BACA JUGA:Pelanggan McLaren di Australia Mulai Beralih ke Mesin Hybrid
Purbaya menegaskan bahwa Kemenkeu akan tetap menjaga prinsip transparansi dan profesionalitas dalam setiap proses penagihan pajak, dengan mengedepankan pendekatan data dan komunikasi efektif kepada para wajib pajak.
Ia menolak anggapan bahwa strategi percepatan penerimaan pajak berarti menggunakan cara-cara keras.
Pendekatan manajemen mikro yang dimaksud akan dilakukan dengan memantau langsung potensi dan kepatuhan para wajib pajak di setiap wilayah.
BACA JUGA:IHSG Menguat di Tengah Tekanan Global, Didukung Stabilitas BI Rate dan Pertumbuhan Kredit
Cara ini juga diharapkan mampu mempersempit celah terjadinya shortfall atau selisih antara target dan realisasi pajak.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Pajak Kemenkeu, Bimo Wijayanto, juga menyampaikan hal senada. Ia mengatakan langkah micro management bertujuan untuk mengoptimalkan penerimaan di seluruh kantor wilayah.
"Upayanya kita mulai micro management untuk collection. Jadi, kami pantau betul semua wajib pajak. Kami data dari semua kantor wilayah (kanwil), potensi yang paling besar siapa, dan kira-kira kepatuhannya seperti apa. Kemudian, gap kepatuhannya kami endorse untuk bisa jadi optimal," ujar Bimo.
BACA JUGA:Menkeu Purbaya Soroti Ringannya Hukuman bagi Pelaku Impor Baju Bekas Ilegal
Berdasarkan data terkini, penerimaan perpajakan hingga 30 September 2025 mencapai Rp1.516,6 triliun, atau 63,5 persen dari proyeksi akhir tahun sebesar Rp2.387,3 triliun, yang setara dengan 95,8 persen dari target APBN 2025 senilai Rp2.490,9 triliun.
Sementara penerimaan pajak yang semula ditargetkan Rp2.189,3 triliun, kemudian direvisi menjadi Rp2.076,9 triliun atau 94,9 persen dari target. Realisasi per September mencapai Rp1.295,3 triliun atau 62,4 persen dari proyeksi.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:



