Alumni Pesantren Jabodetabek Rencanakan Aksi Protes di Trans7
Ilustrasi-Tangkap Layar/jambi-independent. co. id-
JAMBI - INDEPENDENT.CO.ID - Polemik dugaan penghinaan terhadap kiai dan tradisi pesantren dalam salah satu program televisi di Trans7 terus menjadi sorotan publik. Meskipun pihak terkait telah menyampaikan permintaan maaf secara terbuka, gelombang reaksi dari kalangan pesantren belum mereda.
Sebagai bentuk respons, ribuan alumni pesantren dari wilayah Jabodetabek berencana menggelar aksi damai di depan Gedung Trans7 pada Rabu, 15 Oktober 2025 pukul 09.00 WIB.
Katib Syuriah PWNU DKI Jakarta, KH Lukman Hakim, menjelaskan bahwa aksi tersebut dilakukan secara tertib dan tidak melibatkan santri aktif agar kegiatan belajar di pondok pesantren tetap berjalan normal.
BACA JUGA:Qatar Pastikan Tiket Langsung ke Piala Dunia 2026 Usai Taklukkan UEA dalam Laga Dramatis
“Aksi ini murni damai. Diperkirakan akan diikuti oleh sekitar 3.000 hingga 5.000 peserta dari seluruh Jabodetabek. Kami juga sudah berkoordinasi dengan pihak kepolisian dan instansi terkait,” ungkapnya.
Menurut Kiai Lukman, aksi ini merupakan bentuk keprihatinan dan peringatan kepada dunia media agar lebih berhati-hati dalam menayangkan konten yang menyangkut pesantren dan ulama.
Ia menegaskan, martabat pesantren dan para kiai tidak boleh direndahkan dalam bentuk apa pun.
BACA JUGA:Edi Purwanto Serap Aspirasi Masyarakat Seberang Kota Jambi, Fokus Perbaikan Infrastruktur Pesantren
“Kami berharap kejadian ini menjadi pelajaran bagi semua media untuk tidak mendiskreditkan pesantren atau para guru mulia,” ujarnya.
Ia juga menekankan bahwa pesantren memiliki keunikan dan tradisi masing-masing yang tidak bisa dipahami secara dangkal.
“Jangan hanya menilai dari luar. Setiap pesantren memiliki kekhasan dan nilai-nilai luhur yang harus dihormati,” tambahnya.
BACA JUGA:Prakiraan Cuaca Hari ini di Muaro jambi, Rabu 15 Oktober 2025
Aksi tersebut akan melibatkan tidak hanya para alumni pesantren, tetapi juga jajaran pengurus PWNU DKI Jakarta, pengurus cabang, MWC, hingga ranting NU se-DKI Jakarta.
Panitia aksi pun telah menetapkan aturan berpakaian, di mana seluruh peserta diminta mengenakan busana putih dengan bawahan gelap sebagai simbol kesatuan dan kedamaian.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:



