b9

Rasa Malas Sering diCap Sebagai Musuh, Ini Dia Penjelasannya !

Rasa Malas Sering diCap Sebagai Musuh, Ini Dia Penjelasannya !

Malas bukan kelemahan karakter-Ist/jambi-independent.co.id-

JAMBI, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Pernahkah kamu merasa tidak ingin melakukan apa pun, bahkan hal-hal yang biasanya kamu suka? Lalu kamu mulai menyalahkan diri sendiri, “aku malas banget, sih”.

Dalam budaya yang menjunjung produktivitas, rasa malas sering dicap sebagai musuh. Namun, bagaimana jika rasa malas itu sebenarnya adalah sinyal penting dari tubuh dan pikiranmu?

Sains mulai memandang kemalasan tidak selalu sebagai kelemahan karakter, melainkan sebagai respons biologis dan psikologis. Menurut Journal of Health Psychology (2019), rasa malas bisa menjadi penanda tubuh dan otak mengalami kelelahan kronis, penurunan motivasi, atau kekosongan makna dalam aktivitas yang dilakukan.

Jadi, daripada buru-buru melawan rasa malas, mungkin kamu justru perlu mendengarkannya lebih dalam.

BACA JUGA:Timnas Indonesia U-17 Tumbangkan Uzbekistan 2-0 di Piala Kemerdekaan 2025

Rasa Malas Bisa Jadi Tanda Tubuhmu Kelelahan

Ketika kamu merasa lemas, tidak fokus, dan kehilangan energi untuk bergerak, itu bukan semata “malas”, tapi bisa jadi tanda fisikmu kelelahan.

Dikutip dari National Sleep Foundation, kurang tidur dan stres berkepanjangan menurunkan kemampuan otak untuk mengambil keputusan dan memunculkan rasa enggan bertindak.

Otak Juga Butuh Variasi

Kemalasan bisa muncul saat otak jenuh dengan rutinitas yang monoton. Otak manusia dirancang untuk menyukai stimulasi baru dan bermakna.

Jika aktivitasmu terasa hambar dan tanpa tantangan, rasa malas datang sebagai sinyal bahwa kamu butuh sesuatu yang menggugah kembali semangat. Ini mirip alarm dan bukan kegagalan.

BACA JUGA:Mati Rasa Emosional Tapi Tidak Menyadarinya, Yuk Kenali Tandanya

Malas Bisa Jadi Bentuk Protes terhadap Aktivitas yang Tak Sejalan Nilai

Kadang kamu tidak malas, kamu hanya enggan melakukan hal-hal yang tidak kamu percaya atau tidak selaras dengan nilai hidupmu. Menurut Psychological Review, motivasi intrinsik (yang berasal dari dalam diri) jauh lebih kuat daripada motivasi ekstrinsik (seperti target atau tekanan dari luar). Jika kamu merasa “malas”, coba tanya dirimu, apakah ini benar-benar hal yang kamu inginkan?

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: