Gila! Ustaz Andri Sebut Buzzer Digaji Puluhan Miliar untuk Hancurkan Islam, Ini Orangnya
JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID – Para buzzer yang kerap menghina Islam disindir Ustaz Andri Kurniawan seorang penceramah. Belakangan video ceramahnya yang menyindir itu viral di jejaring media sosial.
Ya, dalam ceramahnya itu, Ustaz Andri menyebutkan, para buzzer ini sengaja diperlihata oleh negara. Bahkan ia menyebutkan, para buzzer digaji negara melalui APBN.
Adanya buzzer ini, lanjut Ustaz Andri guna memperkuat sekuler tanah air hingga akhirnya ada ruang kebangkitan Komunis. Tak lain yang dimaksudnya adalah Denny Siregar, Ade Armando dan Abu Janda.
"Pemerintah untuk memperkuat sekulerisasi di Indonesia, yaitu mendirikan kelompok buzzer. Ade Armando, Abu Janda, Denny Siregar dan lain-lain," kata Ustaz Andri dikutip dari potongan video ceramahnya yang diunggah oleh akun TikTok @mujahidd_bandung, Rabu 27 April 2022.
BACA JUGA: Catat, Siswa Madrasah Dapat Dana Bantuan Kemenag Jelang Idul Fitri 1443 H
BACA JUGA: Barbie Kumalasari Jadi Pengacara Guru Ngaji yang Cabuli 10 Santriwati, Ini Katanya
Bukan angka yang sedikit. Ada senilai Rp 74 miliar disediakan untuk para buzzer melalui APBN.
"Digaji langsung dari pemerintah, ambil dari APBN, berapa kiri-kira gaji para buzzer-buzzer itu, 74 miliar. Tugasnya menghancurkan Islam di Indonesia" sambung dia.
Dia kemudian menyebut Ade Armando yang beberapa kali dipolisikan terkait kasus penistaan Agama, tetapi tidak diproses.
"Ade Armando ini orang minang, dosen Universitas Indonesia dan seorang muslim. Tapi ditugasi oleh pemerintah untuk melecehkan Allah, Rasulullah, Islam, Al-Quran dan melecehkan ulama," ujarnya.
BACA JUGA: Jangan Lupa Cek Kondisi Ban Kendaraan Supaya Performa Maksimal
BACA JUGA: Ini 3 Hal 'Killing Factor' Industri Penunjang Migas Dalam Negeri
"Di Indonesia ini kan ada undang-undang KUHP pasal 156 A tentang penodaan agama. Indonesia kan negara hukum, kira-kira pernah tidak Ade Armando ditangkap. Tidak pernah, karena dia ditugasi negara," ujarnya.
Selain Ade Armando, Abu Janda juga pernah dipolisikan. Tetapi tidak diproses. Karena dia menilai, mereka para buzzer ditugasi oleh negara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: