Bukan Sekadar Trend! Mengenal Manfaat Kopi Jamur Sebagai Pengganti Kafein yang Sehat Untuk Lambung

Bukan Sekadar Trend! Mengenal Manfaat Kopi Jamur Sebagai Pengganti Kafein yang Sehat Untuk Lambung

Ilustrasi kopi jamur-freefik-

JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Minuman berbasis jamur kini menjadi perbincangan hangat di kalangan pecinta gaya hidup sehat. Salah satu inovasi yang mencuri perhatian adalah kopi jamur minuman berwarna cokelat pekat menyerupai kopi biasa, namun terbuat dari bubuk jamur kering yang dikenal memiliki sederet manfaat bagi kesehatan.

Berbeda dari kopi konvensional yang mengandalkan kafein sebagai sumber energi, kopi jamur menawarkan kandungan adaptogen alami yang berasal dari jamur obat seperti reishi, cordyceps, chaga, hingga lion’s mane (surai singa). Adaptogen ini dipercaya membantu tubuh beradaptasi terhadap stres, memperkuat sistem kekebalan, serta mendukung fokus dan stamina mental.

Menurut Dr. Bryan Quoc Le, pakar ilmu pangan dan pendiri Mendocino Food Consulting, zat aktif dalam jamur seperti polisakarida dan triterpenes memiliki efek neuroprotektif dan imunomodulator yang cukup menjanjikan.

Penelitian awal menunjukkan bahwa jamur surai singa mampu mendorong regenerasi sel-sel saraf dan mungkin bermanfaat bagi pasien dengan gangguan neurodegeneratif seperti Parkinson atau multiple sclerosis. Selain itu, jamur shiitake juga disebut memiliki potensi dalam melindungi sel paru-paru dari kerusakan oksidatif, sebagaimana dibuktikan dalam studi laboratorium yang dimuat dalam jurnal Science of the Total Environment tahun 2020.

BACA JUGA:Gaduh! TPP Bacalon Ketum KONI Provinsi Jambi Pecah, Verifikasi Berkas Diserahkan ke Ketua KONI Provinsi Jambi

BACA JUGA:Kapolda Jambi Silaturahmi dengan BAMAG Provinsi Jambi

Tak kalah menarik, jamur ekor kalkun (turkey tail mushroom), yang mengandung senyawa PSK, bahkan telah disetujui sebagai terapi pendukung kanker di Jepang dan selama bertahun-tahun digunakan secara tradisional untuk mengobati penyakit pernapasan kronis.

Meski popularitas kopi jamur terus meningkat dan diklaim sebagai pengganti kopi yang lebih sehat, pakar gizi memperingatkan bahwa dosis bahan aktif dalam satu cangkir kopi jamur kemungkinan terlalu rendah untuk memberikan efek terapeutik nyata.

"Sebagian besar manfaat klinis dari jamur obat baru terlihat jika dikonsumsi dalam dosis sekitar 2 sampai 5 gram per hari. Sayangnya, minuman kopi jamur rata-rata hanya mengandung 100 sampai 500 miligram per sajian," jelas Dr. Le.

Itu sebabnya, para ahli menyarankan agar masyarakat tidak hanya mengandalkan kopi jamur sebagai satu-satunya sumber manfaat, melainkan tetap mengonsumsinya sebagai bagian dari pola hidup sehat yang lebih luas, termasuk pola makan seimbang dan tidur cukup.

BACA JUGA:Turut Bangun Pondasi SDM Unggul, BRI Perkuat Pendidikan di Daerah 3T dengan Teknologi

BACA JUGA:Kenalin Nih! Program JURASIK dari Telkomsel, Pelanggan Sumatera Bisa Nikmati Hiburan Digital

Kopi berbahan jamur dinilai lebih ramah terhadap gigi karena memiliki tingkat keasaman yang lebih rendah dibanding kopi tradisional. Menurut Dr. Sandip Sachar, dokter gigi di New York, ini membuatnya lebih aman bagi enamel gigi. Namun ia mengingatkan, warna gelap pada kopi jamur tetap berisiko menimbulkan noda bila dikonsumsi secara rutin tanpa perawatan gigi yang tepat.

Tak hanya itu, beberapa orang dengan gangguan pencernaan atau fungsi ginjal disarankan berhati-hati karena komponen ekstrak jamur bisa sulit dicerna, terutama jika dikonsumsi dalam bentuk olahan instan atau suplemen.

Bagi yang ingin menikmati manfaat jamur tanpa mengeluarkan biaya besar untuk bubuk instan, memasukkan jamur segar ke dalam menu harian adalah pilihan cerdas. Jamur segar seperti tiram, kancing, atau portobello mengandung nutrisi penting seperti vitamin B kompleks, selenium, vitamin D, dan kalium—semua ini berperan penting dalam menjaga fungsi tubuh.

"Memasak jamur bersama sayuran atau protein lain seperti dalam sup, salad, atau tumisan bisa menjadi cara efektif dan hemat untuk memperoleh manfaat kesehatan tanpa harus membeli produk instan yang harganya cenderung mahal," ujar Trista Best, ahli diet dari The Candida Diet.

BACA JUGA:Kabar Baik! Pemkot Jambi Gratiskan Retribusi TPU, Ini Syaratnya

BACA JUGA:Serahkan Ijazah Asli, Jokowi Siap Diperiksa Bareskrim Polri

Lonjakan minat terhadap minuman fungsional seperti kopi jamur tidak lepas dari tren hidup sehat yang terus berkembang. Pasar global untuk produk berbasis jamur fungsional diperkirakan akan tumbuh pesat dalam lima tahun ke depan, seiring meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kesehatan holistik.

Dengan banyaknya inovasi dan rasa baru yang ditawarkan, para produsen kopi kini berlomba-lomba menambahkan bahan superfood seperti maca, ashwagandha, dan jahe ke dalam campuran kopi jamur guna menarik perhatian konsumen muda dan pekerja urban yang mencari solusi energi tanpa efek samping kafein.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: