Jangan Abaikan! Stres Bisa Memperburuk Ingatan dan Mengubah Cara Kita Memandang Dunia

Jangan Abaikan! Stres Bisa Memperburuk Ingatan dan Mengubah Cara Kita Memandang Dunia

Ilustrasi wanita lagi memikirakan sesuatu--

JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID-Tekanan stres memicu respons alami tubuh untuk melawan, melarikan diri, atau bahkan membeku, yang sering kali memunculkan perasaan panik luar biasa saat menghadapi situasi yang sulit.  

Menariknya, stres memiliki kekuatan untuk mengubah cara seseorang mengingat suatu peristiwa. Perubahan ini dapat memunculkan generalisasi rasa takut, bahkan pada situasi yang sebenarnya tidak berbahaya.  

Dilansir dari The Hindustan Timespada Jumat 10 Agustus 2025, sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal *Cell* menunjukkan dampak besar stres terhadap memori yang berkaitan dengan rasa takut.  

Para peneliti menggunakan tikus sebagai subjek untuk mempelajari bagaimana stres memengaruhi pembentukan memori. Dalam eksperimen tersebut, tikus diperdengarkan dua jenis suara berbeda. Salah satu suara diikuti oleh kejutan listrik ringan, membuat suara itu diasosiasikan dengan bahaya, sementara suara lainnya dianggap aman karena tidak diikuti kejutan.  

BACA JUGA:Minum Segelas Susu Setiap Hari? Ini Efek Mengejutkan untuk Kesehatan Usus Anda

BACA JUGA:Hancurkan Mallorca 3-0, Real Madrid Tantang Barcelona di Final Piala Super

Dalam kondisi normal, otak mampu mengingat peristiwa semacam ini untuk menghindari situasi serupa di masa depan. Namun, ketika stres meningkat, kemampuan otak untuk membedakan situasi berbahaya dari yang aman mulai terganggu.  

Pada eksperimen itu, tikus yang mengalami stres berat menunjukkan gangguan memori. Mereka menjadi takut pada suara-suara lain yang sebenarnya tidak berbahaya, tidak hanya pada suara yang dihubungkan dengan kejutan.  

Para peneliti menemukan bahwa sistem endocannabinoid di otak, yang berperan dalam mengatur stres, terpengaruh oleh tekanan yang berlebihan. Gangguan ini menyebabkan otak kehilangan kemampuan untuk membedakan antara situasi aman dan berbahaya.  

Seperti tikus dalam percobaan tersebut, manusia juga dapat mengalami distorsi memori di bawah tekanan stres. Ketika stres menjadi terlalu berat, otak kehilangan kejelasan untuk membedakan mana yang aman dan mana yang ancaman.  

BACA JUGA:Pj Wali Kota Ucapkan Selamat : KPU Tetapkan Maulana-Diza Wali Kota dan Wakil Wali Kota Jambi Terpilih

BACA JUGA:Buka Usaha Tanpa Ribet! Ruko Siap Huni di JBC, Diskon Hingga 15% Menanti!

Akibatnya, seseorang mungkin menganggap hal-hal yang sebenarnya tidak berbahaya sebagai sesuatu yang mengancam, sehingga rasa cemas dan ketakutan dapat muncul terhadap hal-hal yang sebenarnya tidak perlu ditakuti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: