Ini 5 Makanan yang Dituduh Memicu Peradangan, Apakah Benar? Temukan Penjelasannya!
Ilustrasi bahan makanan--
JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID-Peradangan merupakan mekanisme tubuh untuk melindungi diri dari ancaman seperti virus atau bakteri yang masuk. Hal ini dijelaskan oleh Jonathan Little, Ph.D., seorang pakar dari Laboratorium Metabolisme dan Peradangan Olahraga di Universitas British Columbia.
"Peradangan memiliki sisi positif," ungkapnya dalam wawancara dengan Eating Well.
Namun, Little menambahkan bahwa terkadang tubuh menghasilkan respons Peradangan ringan yang dapat berkembang menjadi masalah serius jika tidak ditangani.
Peradangan kronis telah dikaitkan dengan berbagai penyakit seperti kanker, gangguan jantung, diabetes, dan masalah pencernaan.
BACA JUGA:Gol Bunuh Diri ! AC Milan Menang 2-1 atas Juventus, Siap Hadapi Inter di Final
BACA JUGA:Dari Ketinggalan ke Kemenangan! Real Madrid Bungkam Valencia 2-1 di Laga Panas Mestalla
Beragam mitos tentang makanan yang dianggap memicu peradangan terus berkembang. Namun, banyak dari mitos ini telah dibantah oleh penelitian ilmiah yang kredibel.
Minyak Kanola: Pemicu atau Pencegah Peradangan?
Beberapa pihak mengklaim bahwa minyak kanola, yang kaya akan asam lemak omega-6, dapat memicu peradangan. Namun, penelitian menunjukkan bahwa asam linoleat, salah satu jenis omega-6 yang ada dalam minyak kanola, justru membantu mengurangi peradangan kronis.
Keseimbangan antara asupan omega-6 dan omega-3 sangat penting untuk efek anti-inflamasi. Minyak kanola tidak hanya mengandung omega-6 tetapi juga omega-3, dengan 1,3 gram per sendok makan.
BACA JUGA:Peringati Hari Amal Bakti Kementerian Agama Ke-79, Sekda A Ridwan Bacakan Amanat Menteri Agama
BACA JUGA:Tahun 2026, Jalan Tol Palembang - Betung Rampung
"Frekuensi dan jumlah konsumsi omega-6 serta sumbernya adalah kunci utama," kata Amy Bragagnini, MS, RD, CSO, dari Academy of Nutrition and Dietetics.
Makanan Olahan dan Dampaknya pada Peradangan
Makanan olahan memiliki spektrum yang luas, mulai dari proses sederhana seperti mencuci dan merebus hingga produksi kompleks yang melibatkan bahan tambahan.
Makanan yang terlalu banyak mengandung gula, garam, karbohidrat olahan, dan lemak jenuh dapat meningkatkan risiko peradangan jika dikonsumsi berlebihan. Namun, ada juga makanan kemasan yang bergizi, seperti ikan kalengan yang memiliki nilai nutrisi setara dengan ikan segar.
BACA JUGA:Momen Foto Perayaan Tahun Baru 2025 di Kawasan Bundaran HI
BACA JUGA:Silaturahmi dengan PTPN IV, Kapolda Jambi Harap Kerjasama Makin Baik
Kunci utama adalah menjaga keseimbangan konsumsi makanan olahan dengan makanan segar, seperti buah-buahan dan sayuran.
Tanaman dari keluarga Solanaceae, seperti tomat, terong, dan paprika, sering disebut-sebut sebagai pemicu peradangan karena kandungan alkaloid glikosida.
Namun, kecuali Anda memiliki alergi, tidak ada alasan untuk menghindari tanaman ini. Faktanya, mereka mengandung nutrisi anti-inflamasi seperti vitamin C, likopen, dan beta karoten.
Produk Susu: Antara Manfaat dan Risiko
BACA JUGA:Buat Para Pencari Kerja, Bank Mandiri Buka Lowongan Kerja Besar-besaran, Ini Posisinya
Bagi individu dengan alergi atau intoleransi laktosa, produk susu dapat memicu peradangan. Namun, hal ini tidak berlaku untuk semua orang.
Produk susu kaya akan kalsium, vitamin D, probiotik, dan antioksidan yang membantu melawan peradangan. Alternatif susu nabati sering kali memiliki kandungan protein yang lebih rendah serta gula tambahan.
Gula dan Dampaknya pada Tubuh
Gula terdiri dari gula alami (seperti fruktosa dalam buah) dan gula tambahan (seperti gula pasir). Konsumsi gula tambahan berlebihan dapat meningkatkan risiko obesitas, penyakit jantung, dan peradangan.
BACA JUGA:Ujian Nasional Bakal Diberlakukan Lagi di Sekolah? Begini Penjelasan dan Sejarahnya
Pedoman diet merekomendasikan konsumsi gula tambahan tidak melebihi 12 sendok teh atau 48 gram per hari untuk pola makan 2.000 kalori.
"Peradangan lebih erat kaitannya dengan pola makan secara keseluruhan dibandingkan satu jenis makanan tertentu," jelas Bragagnini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: