Memahami Apa Itu CatCalling, Dan Apa Yang Terjadi Jika CatCalling Pada Seseorang

Memahami Apa Itu CatCalling, Dan Apa Yang Terjadi Jika CatCalling Pada Seseorang

Ilustrasi CatCalling pada seseorang ditempat umum--

JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Catcalling ialah suatu jenis pelecehan seksual yang dilakukan tempat umum dengan mengucapkan kata-kata tidak pantas kepada korban. Yang biasa menjadi korban dari Catcalling ialah perempuan.

Catcalling merupakan penggunaan kata-kata yang tidak sewajarnya dilakukan pelaku, CatCalling kalah jenis pelecehan yang dilakukan tanpa menyentuh korban namun memakai kata kata yang menyinggung korban.

Catcalling juga termasuk suatu hal yang mengarah pelecehan seksual kepada orang yang lewat di jalanan atau di tempat umum. Biasanya CatCalling akan membuat orang yang bersangkutan merasa tidak nyaman.

Jenis CatCalling terdapat dua jenis yaitu :

1. Catcalling Verbal yaitu suatu bentuk pelecehan seksual yang dilakukan dengan cara memberikan kode seperti siulan atau membicarakan penampilan korban.

BACA JUGA:Jonatan Christie Lolos Ke Perempat Final Setelah Bermain Melawan Denmark

BACA JUGA:Saat Nanti Selesai Laga Timnas Indonesia vs Jepang, JKT48 Akan Tampil Untuk Menghibur Penonton

2. Catcalling Non Verbal adalah bentuk pelecehan seksual yang dimana pelaku melakukan nya dengan gestur fisik untuk memberikan penilaian penampilan korban.

Diketahui dari survei yang dilakukan oleh American Seal, kebanyakan dari korban pelecehan catcalling ialah perempuan. Sebanyak 71% perempuan teridentifikasi sering mengalami catcalling dan 53% ialah perlakuan pelecehan secara fisik.

Tidak jarang juga korban catcalling ialah seorang laki-laki. Akan tetapi korban catcalling yang paling umum sering dirasakan ialah perempuan. Perilaku catcalling akan memicu trauma terhadap korban. Catcalling biasanya dikarenakan oleh dua hal sebagai berikut.

1. Faktor Biologis (Natural) yaitu faktor dimana ketika laki-laki terdapat godaan seksual lebih besar dari pada perempuan, hak itu yang menjadi sebagian besar ialah laki-laki pelakunya.

2. Faktor Sosial Budaya bisanya bentuk dari sistem patriarki yang dianut masyarakat. Patriarki akan menevrikani laki-laki sebagai pemimpin kekuasaan utama dan menjadi peran yang diatas.

BACA JUGA:Penugasan 6 Bulan di Papua Berakhir, 95 Personel Brimob Polda Jambi Tiba di Bandara Sultan Thaha Jambi

BACA JUGA:Keuntungan Menjadi Nasabah BRI di Musi Rawas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: