Mengungkap Misteri Deja Vu: Fenomena Ilusi Memori yang Seakan-akan Pernah Terjadi

Mengungkap Misteri Deja Vu: Fenomena Ilusi Memori yang Seakan-akan Pernah Terjadi

Mengungkap Misteri Deja Vu: Fenomena Ilusi Memori yang Seakan-akan Pernah Terjadi--Freepik.com

JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Deja vu, atau perasaan seakan-akan mengalami suatu peristiwa yang serupa sebelumnya, adalah fenomena yang menarik perhatian banyak ahli psikologi dan neurosains.

Berasal dari bahasa Prancis yang berarti "sudah pernah melihat," deja vu menciptakan kesan bahwa situasi yang dihadapi pernah dialami sebelumnya, meskipun tidak ada memori nyata yang mendukung perasaan tersebut.

Penelitian modern mencoba menjelaskan asal-usul fenomena ini melalui analisis psikologi memori dan fungsi otak.

Menurut ahli psikologi, deja vu dapat dianggap sebagai "ilusi memori," sebuah kesalahan persepsi yang mencampur informasi baru dengan perasaan akrab.

Riset menunjukkan bahwa deja vu mungkin terkait dengan cara otak kita memproses informasi dan menyimpan memori.

BACA JUGA:Dampak Emosional Menahan Rindu: Mengapa Perasaan Ini Begitu Intens?

BACA JUGA:66 Tahun Kabupaten Kerinci Sekjend IPMTS Jambi Sebut Kerinci Masih Belum Sejahtera

Salah satu teori menjelaskan bahwa deja vu muncul akibat "glitch" atau gangguan kecil dalam sistem memori otak, yang memungkinkan otak menciptakan kesan seolah-olah pernah mengalami situasi yang sama. 

Penelitian dari University of Colorado mengusulkan bahwa deja vu melibatkan mekanisme pemrosesan memori jangka pendek yang "bertabrakan" dengan sistem memori jangka panjang.

Ini berarti, informasi baru bisa terasa familiar karena sistem otak memproses situasi baru dengan cepat dan seolah-olah menghubungkannya dengan pengalaman masa lalu.

Neurosains pun mendukung teori ini dengan memanfaatkan teknik MRI untuk memetakan area otak yang aktif saat mengalami deja vu, yang menunjukkan aktivitas pada bagian temporal dan frontal.

Menurut penelitian lain, deja vu berfungsi sebagai "cek" untuk menguji validitas memori kita. Peneliti dari Cognitive Neuropsychology menyebutkan bahwa deja vu mungkin melibatkan aktivitas kognitif yang mencoba membandingkan pengalaman nyata dengan pengalaman memori untuk mengonfirmasi keakuratan persepsi kita.

BACA JUGA:Review Film My Rainy Days, Film Yang Beda Ending Dari Film Jepang Lainnya

BACA JUGA:Minuman Sparkling dengan Soda Sama? Ini Perbedaanya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: