September 2024, Sumsel Alami Deflasi 0,12 Persen, Ini Penyebabnya

September 2024, Sumsel Alami Deflasi 0,12 Persen, Ini Penyebabnya

Cabai merah dan cabai rawit menjadi salah satu penyumbang deflasi di Sumsel.-ist/jambi-independent.co.id-

PALEMBANG, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) mengalami deflasi 0,12 persen secara bulanan (month to month/mtm) pada bulan September 2024.

"Sumsel mengalami deflasi 0,12 secara mtm pada September 2024. Sedangkan, secara tahunan (year on year/yoy), Sumsel mengalami inflasi sebesar 1,40 persen," kata Statistisi Ahli Madya Statistik Distribusi BPS Provinsi Sumsel Intan Yudistri Pebrina, di Palembang, Selasa 1 Oktober 2024.

Ia menjelaskan penyumbang utama deflasi September 2024 secara mtm adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil 0,15 persen.

Komoditas penyumbang utama deflasi pada kelompok ini, yaitu cabai merah, cabai rawit, telur ayam ras, tomat, dan kentang.

BACA JUGA:Raih Medali di Kejuaraan Dunia, 2 Atlet Wushu Jambi Disambut di Bandara Sultan Thaha

BACA JUGA:Sejumlah Perwira Korem 042/Gapu Naik Pangkat, Ini Pesan Danrem 042/Gapu

"Lima komoditas utama penyumbang deflasi September 2024 terbesar adalah cabai merah, cabai rawit, telur ayam ras, tomat, dan bensin," ujarnya lagi.

Dia mengatakan target deflasi di tahun 2024 dapat tercapai. Hal itu dilihat dari bulan September dan di bulan Desember diprakirakan menjadi yang tertinggi.

"Kalau melihat bulan September ini bisa tercapai targetnya, paling nanti yang tertinggi di bulan Desember, karena di bulan itu ada natal dan tahun baru. Yang pasti pengendalian inflasi harus tetap dilakukan secara konsisten, kita kan tidak tahu karena ini juga sudah memasuki pilkada," ujarnya pula.

Ia mengatakan selama inflasi bisa dikendalikan dan harga bisa terjaga stabilitasnya, maka semua bisa terkendali.

BACA JUGA:Anggota Tertua dan Termuda Pimpin Sementara DPD RI: Siapa Mereka?

BACA JUGA:Lapas Bungo Gelar Upacara peringati hari kesaktian Pancasila

"Sekarang juga sudah memasuki musim hujan, jadi harus hati-hati terhadap distribusi. Biasanya di musim hujan pendistribusian ini terhalang karena seperti sebelumnya pernah ada jembatan putus, ada juga karena banjir, itu bisa menjadi kendala dan bisa menjadi terjadinya inflasi," kata Intan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: