Megawati Pengawal Konstitusi: Perjuangan seorang Ibu yang Tak Kunjung Usai

Megawati Pengawal Konstitusi: Perjuangan seorang  Ibu yang Tak Kunjung Usai

Megawati -Ist/jambi-independent.co.id-

Puncak perjuangan Megawati terjadi pada peristiwa 27 Juli 1996, yang dikenal sebagai Kudatuli. 

Pada hari itu, kantor pusat PDI di Jakarta diserbu oleh kelompok pro-pemerintah yang ingin menggulingkan kepemimpinan Megawati. 

BACA JUGA:Harga HP iPhone XR Turun Drastis, Masih Bisa Update iOS 18 

BACA JUGA:HP Oppo Reno 8 5G Masih Rekomendasi di Tahun 2024, Cek Harga dan Spesifikasinya

Serangan ini menyebabkan kerusuhan besar dan beberapa orang kehilangan nyawa. 

Namun, peristiwa ini juga menguatkan posisi Megawati sebagai simbol perlawanan terhadap rezim otoriter Soeharto. 

Peristiwa Kudatuli menjadi titik balik penting dalam sejarah reformasi Indonesia. 

Megawati menunjukkan keteguhan dan keberaniannya, tidak menyerah pada tekanan dan intimidasi. 

Keberaniannya menginspirasi banyak orang, terutama kalangan mahasiswa dan aktivis, untuk terus memperjuangkan demokrasi dan reformasi.

Setelah jatuhnya Soeharto pada tahun 1998, Indonesia memasuki era reformasi. 

Megawati memainkan peran penting dalam proses ini. 

Sebagai Wakil Presiden di bawah Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Megawati terlibat dalam upaya untuk memperbaiki sistem politik dan hukum di Indonesia. 

Ketika Gus Dur diberhentikan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) pada tahun 2001, Megawati kemudian dilantik menjadi Presiden ke-5 Indonesia. 

Sebagai Presiden, Megawati menghadapi berbagai tantangan besar, termasuk krisis ekonomi dan politik. 

Namun, ia berhasil memperkenalkan beberapa reformasi penting. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: