Apa Itu Malam Satu Suro? Ini Asal Usul, Sejarah dan Pengertiannya

Apa Itu Malam Satu Suro? Ini Asal Usul, Sejarah dan Pengertiannya

Ini pengertian dan sejarah malam satu suro -Foto : ilustrasi-Net

Biasanya, diadakan ritual iring-iringan rombongan masyarakat atau biasa disebut kirab pada malam satu Suro. Perayaan ini dilangsungkan di beberapa daerah di Jawa.

BACA JUGA:Sempat Gagal Eksekusi Penalti Lawan Slovenia, Ini Pengakuan Cristiano Ronaldo

BACA JUGA:Update Harga iPhone 11 hingga iPhone 15 Terbaru di Bulan Juli 2024, Banyak yang Turun Harga

Di Solo, perayaan malam 1 Suro biasa dirayakan dengan adanya hewan khas kebo bule. Kebo bule bukan sembarang kerbau, melainkan Kebo Bule Kyai Slamet yang dianggap keramat oleh masyarakat dan termasuk pusaka penting milik keraton.

Berbeda dari Solo, perayaan malam 1 Suro di Yogyakarta biasanya identik dengan keris dan benda pusaka sebagai bagian dari iring-iringan atau kirab. 

Selain itu, ada juga hasil kekayaan alam berupa gunungan tumpeng serta benda pusaka yang menjadi sajian khas dalam iring-iringan atau kirab.

Perayaan malam 1 Suro berfokus pada ketentraman batin dan keselamatan. Umumnya, pada malam 1 Suro, masyarakat berusaha untuk mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan melakukan kebaikan-kebaikan sepanjang bulan Suro.

BACA JUGA:Simak, ini Jadwal dan Pemain Timnas di Kualifikasi Piala Asia U-20 2025

BACA JUGA:Hujan Lebat, Sejumlah Wilayah di Kerinci Terendam Banjir

Sepanjang bulan Suro, masyarakat Jawa meyakini untuk terus bersikap eling (ingat) dan waspada. Eling memiliki arti bahwa manusia harus tetap ingat siapa dirinya dan di mana kedudukannya sebagai ciptaan Tuhan. Sementara itu, waspada berarti manusia harus terjaga dan waspada dari godaan yang menyesatkan.*

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: