Jadi Buronan Nomor 1 dan Bunuh Polisi, Bandar Besar Narkoba Ini Akhirnya Bisa Ditangkap

Jadi Buronan Nomor 1 dan Bunuh Polisi, Bandar Besar Narkoba Ini Akhirnya Bisa Ditangkap

Buronan nomor satu sekaligus bandar besar narkoba di Thailand akhirnya ditangkap di Indonesia.-ist/jambi-independent.co.id-pixabay.com

JAKARTA, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID – Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) berhasil membantu Kepolisian Thailand (Royal Thai Police) dalam menangkap buronan nomor satu, dalam kasus narkoba.

Dia, adalah seorang bandar besar narkoba di Thailand, Chaowalit Thungduang alias Sia Paeng Nanoo alias Sulaiman, yang melarikan diri ke Indonesia.

Kepala Badan Reserse dan Kriminal (Kabareskrim) Komjen Pol Wahyu Widada di Bareskrim Polri, Jakarta, pada Minggu 2 Juni 2024, mengatakan bahwa penangkapan terhadap Chaowalit dilakukan setelah Polri menerima red notice dari Royal Thai Police pada 16 Februari 2024.

"Buronan ini adalah salah satu pelaku kriminal yang telah ditetapkan sebagai buronan paling dicari di Thailand karena telah melakukan berbagai kejahatan sebelum akhirnya melarikan diri ke Indonesia untuk bersembunyi," ujar Wahyu.

BACA JUGA:Anak di Bawah Umur di Kabupaten Tebo Jadi Korban Bos Rental Play Station

BACA JUGA:Resep Steam Egg Tofu yang Padet tapi Tetap Lembut, Bisa Juga untuk MPASI

Hasil penyelidikan menunjukkan bahwa Chaowalit masuk ke Indonesia melalui jalur laut dari perairan Thailand menuju perairan Aceh menggunakan kapal cepat pada 8 Desember 2023, menempuh perjalanan selama 17 jam. Setelah itu, ia tinggal di Sumatera Utara dengan nama samaran Sulaiman.

Selama berada di Indonesia, Chaowalit menggunakan identitas palsu yang dibuat oleh seorang warga negara Indonesia di Aceh berinisial FS. Identitas palsu tersebut termasuk KTP, kartu keluarga (KK), dan akta kelahiran sebagai penduduk Aceh Timur.

"Sampai di Indonesia, ada WNI berinisial FS yang sebelumnya dikenalkan oleh salah satu saksi di Thailand untuk membantu buronan membuat identitas palsu sebagai WNI atas nama Sulaiman. Identitas palsu itu berupa KTP, KK, dan akta kelahiran sebagai penduduk Aceh Timur," jelas Wahyu.

Chaowalit hidup dengan suplai uang yang dikirim dari Thailand. Selama di Indonesia, ada WNI yang membantunya mengirimkan uang, mengantar bepergian, hingga menemani selama tinggal di Indonesia.

BACA JUGA:Resep Steam Telur Daging yang Super Lembut Cocok Dimakan Pas Lagi Hujan

BACA JUGA:Celana Dalam Ketat Bikin Kualitas Sperma Menurun?

Total ada delapan saksi yang terkait dengan pelarian Chaowalit di Indonesia yang sedang diburu penyidik Polri karena membantu buronan selama dalam pelarian.

Chaowalit diketahui berpindah-pindah dari satu apartemen ke apartemen lain dan dari hotel ke hotel, beberapa kali berganti orang yang menemani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: