Waduuh..!! Sosok Ini Sebut PBB Dalang Pembakaran dan Penyanderaan Pilot Susi Air oleh KKB

JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID -Waduh, sosok ini sebut PBB Dalang Pembakaran dan penyanderaan pilot Susi Air oleh KKB.

Hal ini diungkapkan oleh Pengusaha Indonesia yang juga aktif sebagai Youtuber

Penulis Bossman Mardigu itu menyebut, bahwa ada keterlibatan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam permasalahan ini.

Ungkapan ini dipostingnya dari kanal Youtube @Bossman Mardigu, yang dipostingnya pada Sabtu, 13 Mei 2023.

Pemilik nama asli Mardigu Wowiek Prasantyo ini menuliskan thumbnail Youtube-nya "PBB, Dalang Dibalik Tragedi Susi Air di Papua?".

BACA JUGA:Duh! Rencana Mau Direlokasi, Puluhan Kios Kantin PKK di Samping Polres Merangin Kebakaran

BACA JUGA:Dana CSR Batu Batu Bara di Jambi Baru Terpakai Rp900 Juta, Ini Penjelasan Sekda Provinsi Jambi

Dari beberapa rangkaian peristiwa yang terjadi di Papua, Bossman Mardigu menilai hingga saat ini belum ada langkah-langkah konkret yang dilakukan Pemerintah Indonesia.

Khususnya  untuk mengatasi permasalahan yang terjadi di Papua. Padahal peristiwa ini sangatlah penting dan genting yang menyangkut kedaulatan Indonesia

"Kedaulatan militer kita sedang diserang, ayo segera bertindak. Ayo, DPR kemana suara kalian? Menlu kenapa tidak melakukan lobi-lobi ke tingkat dunia?," ungkapnya.

Dirinya juga meminta Presiden RI, Joko Widodo agar memikirkan permasalahan di Papua dan segera bertindak dengan tegas.

BACA JUGA:Dana CSR Batu Batu Bara di Jambi Baru Terpakai Rp900 Juta, Ini Penjelasan Sekda Provinsi Jambi

BACA JUGA:Fadhil Arief Sebut 25 Persen Caleg PPP dari Generasi Z : Mayoritas Wajah Baru

Jangan hanya sibuk dengan mencari penggantinya sebagai Presiden RI pada Pemilu 2024 mendatang.

"Siapa saja yang menjadi Presiden nanti pasti punya naluri untuk membela Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)," sebutnya.

Menurut Bossman Mardigu, yang saat ini harus menjadi perhatian bagi Pemerintah yakni kondisi Papua yang tengah kritis. Dimana ada 36 tentara Komando Pasukan Khusus (Koppassus) yang diserang.

"Walau dengan senjata sedikit mereka waktu itu, karena dalam situasi negosiasi, namun tentara Kopassus itu adalah kekuatan 720 tentara saat itu," katanya.

BACA JUGA:Gelar Tasyakuran, Kapolda Jambi: Selamat dari Peristiwa Helikopter Mendarat Darurat di Kerinci Adalah Mukjizat

BACA JUGA:Rekomendasi Pinjaman Online tanpa Rekening Pribadi Terbaik Tahun 2023

Bossman Mardigu menyebut, satu kekuatan Kopassus mengalahkan 20 pasukan lawan. Artinya, kalau ada 36 anggota Kopassus diserang bertempur melawan KKB, tentara pemberontak itu mereka kalah dan trauma.

"Artinya, kalau KKB yang katanya anggotanya hanya 100-an, itu kayaknya tentara pasukan elit kali ya," katanya lagi.

Untuk menjadi pasukan elite, tentunya sangat mahal mengeluarkan biasa. Lantas, Bossman Mardigu berpikir, siapa orang yang membayar pasukan elit ini. Kemudian, senjata dan amunisi yang KKB dapatkan tentunya ada sponsor yang membiayainya.

"Tahun 2023 ini KKB meningkatkan eskalasinya, siapa sponsornya? Mau apa mereka dari Indonesia? Apa karena ada freeport?," tutupnya

Sebelumnya, pembakaran pesawat Susi Air serta penyanderaan sang Pilot, Kapten Philips Mark Mehrtens, pada 7 Februari 2023 lalu, yang dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua pimpinan Egianus Kogoya masih menjadi tanda tanya besar.

BACA JUGA:Rekomendasi Pinjaman Online tanpa Rekening Pribadi Terbaik Tahun 2023

BACA JUGA:Setelah BSI, Kini M-Banking BCA Error, Warganet : Gak Bisa War Tiket Coldplay, Mending Nabung di Celengan Ayam

Pertanyaan yang timbul yakni alasan besar KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya yang tega membakar pesawat Susi Air dan menyandera pilotnya, padahal pesawat Susi Air sudah puluhan tahun membantu dan melayani warga Papua.

Selain penyanderaan Pilot Susi Air, Kapten Philips Mark Mehrtens, kemarin empat pekerja BTS di Okbab Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan, mengalami penyerangan hingga empat orang disandera. *

Artikel ini juga tayang di sumek.co

Dengan judul waduh pesawat Susi air dibakar dan pilot disandera KKB Papua sosok ini  sebut PBB dalangnya benarkah