Memasuki Ramadan, BMKG Prediksi Musim Kemarau akan Tiba Lebih Cepat

Memasuki Ramadan, BMKG Prediksi Musim Kemarau akan Tiba Lebih Cepat

Menjelang Ramadan, BMKG prediksi musim kemarau datang lebih awal-Foto : ilustrasi-Pixabay

JAKARTA, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID -Memasuki Ramadan, BMKG prediksi musim kemarau akan tiba lebih cepat.

Indonesia diprediksi akan memasuki musim kemarau lebih 2023 lebih cepat dari biasanya. 

Hal ini merupakan prediksi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang memprediksi musim kemarau 2023 akan tiba lebih awal dari sebelumnya. 

Informasi ini disampaikan oleh Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati dalam keterangan resminya, Selasa 7 Maret 2023.

BACA JUGA:Saksi Sebut Mario Dandy dan Shane Lukas Main Gitar Usai Menganiaya David Ozora

BACA JUGA:Menteri BUMN Erick Thohir Copot Direktur Penunjang Bisnis Pertamina

Selain itu, curah hujan yang turun selama musim kemarau, diprediksi akan normal hingga lebih kering dibandingkan biasanya.

Dimana, puncak musim kemarau 2023 diprediksikan terjadi di Agustus 2023. 

"289 ZOM atau sejumlah 41 persen wilayah memasuki musim kemarau maju atau lebih awal dari normalnya. 200 ZOM atau 29 persen wilayah memasuki musim kemarau sama dengan normalnya," ujarnya.

"Dan 95 ZOM atau 14 wilayah memasuki musim kemarau mundur atau lebih lambat dari normalnya," tambahnya lagi 

Dwikorita menjelaskan, wilayah yang akan mengalami musim kemarau lebih awal pada April mendatang meliputi Bali, NTB, NTT, sebagian besar Jawa Timur. 

BACA JUGA:Bupati Bungo Serahkan Santunan BPJS Ketenagakerjaan

BACA JUGA:TikTok Dilarang di Amerika, Diatur dalam UU, Didukung Gedung Putih, Takut Data Dikuasai Tiongkok

Sedangkan wilayah yang memasuki musim kemarau pada Mei 2023 meliputi sebagian besar Jawa Tengah, Yogyakarta, sebagian besar Jawa Barat, sebagian besar Banten, sebagian Pulau Sumatera bagian selatan, dan Papua bagian selatan.

Sementara itu, wilayah yang baru memasuki musim kemarau pada Juni 2023 meliputi Jakarta, sebagian kecil Pulau Jawa, sebagian besar Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, sebagian besar Riau, sebagian besar Sumatera Barat, sebagian Pulau Kalimantan bagian selatan, dan sebagian besar Pulau Sulawesi bagian utara.

"Awal Musim Kemarau 2023 umumnya diprediksi pada April 2023 (119 ZOM, 17 persen), Mei 2023 (156 ZOM, 22 persen), Juni 2023 (155 ZOM, 22 persen)," jelasnya.

"Adapun sifat hujan, pada periode musim kemarau 2023 diprakirakan, bawah normal 327 ZOM (47 persen), normal 327 ZOM (47 persen), dan atas normal sebanyak 45 ZOM (6,4 persen)," paparnya.

BACA JUGA:Rakernas Berakhir, SMSI Minta Presiden Joko Widodo Tidak Menandatangani Rancangan Perpres Publisher Right

BACA JUGA:Identitas Mayat Kakek Usia 85 Tahun di Jambi Terungkap, Ini Penjelasannya

Sementara itu, terkait prakiraan dinamika atmosfer-laut Dwikorita menyebutkan bahwa hingga akhir Februari 2023 kondisi ENSO berada pada fase La Nina lemah. Adapun La Nina diprediksi akan segera beralih ke fase netral pada periode Maret 2023 dan bertahan hingga semester pertama 2023.

Sedangkan, pada semester kedua, terdapat peluang sebesar 50-60 persen bahwa kondisi Netral akan beralih menuju Fase El Nino.Indian Ocean Dipole (IOD) saat ini berada pada kondisi netral dan diprediksi akan bertahan hingga akhir 2023.

Maka dari itu, lanjut Dwikorita, menyikapi situasi tersebut BMKG menghimbau Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, institusi terkait, dan seluruh masyarakat untuk lebih siap dan antisipatif terhadap kemungkinan dampak musim kemarau terutama di wilayah yang mengalami sifat musim kemarau bawah normal (lebih kering dibanding biasanya).

"Wilayah tersebut diprediksi mengalami peningkatan risiko bencana kekeringan meteorologis, kebakaran hutan dan lahan, dan kekurangan air bersih. Perlu aksi mitigasi secara komprehensif untuk mengantisipasi dampak musim kemarau yang diperkirakan akan jauh lebih kering dari tiga tahun terakhir," terangnya.

BACA JUGA:Senat dan Pimpinan Unbari Menjawab Tuntutan Mahasiswa

BACA JUGA:Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Pasir Putih, Kakek 85 Tahun 2 Hari Tak Pulang ke Rumah

Pemerintah Daerah dan masyarakat, tambah dia, dapat lebih optimal melakukan penyimpanan air pada akhir musim hujan ini untuk memenuhi danau, waduk, embung, kolam retensi, dan penyimpanan air buatan lainnya di masyarakat melalui gerakan memanen air hujan. *

Artikel ini juga tayang di disway.id

Dengan judul jelang puasa ramadhan BMKG sebut musim kemarau akan tiba lebih awal

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: disway.id