Selamat Tinggal Timbangan Dacin, Kemenkes Bakal Ganti dengan Antropometri di Posyandu

Selamat Tinggal Timbangan Dacin, Kemenkes Bakal Ganti dengan Antropometri di Posyandu

Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (kemenkes), akan menggantikan timbangan dacin dengan antropometri. Ini demi mengatasi stunting di Indonesia.-Tangkapan layar-internet/jambi-independent.co.id-

JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID – Sejak dulu, mata kita sudah akrab dengan timbangan dacin. Timbangan besar dengan besi melintang di atasnya, untuk mengukur berat.

Timbangan dacin ini juga sejak dulu digunakan di Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). Fungsinya untuk menimbang berat badan anak-anak.

Nah ke depan, kita bakal tak bisa melihat timbangan dacin ini lagi di Posyandu. Ini karena pemerintah akan menggantinya.

Melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes), pemerintah berfokus pada intervensi spesifik untuk penanganan stunting pada anak.

BACA JUGA:Lakukan Pemerasan Terhadap Kades, Oknum Mengaku Wartawan Terjaring OTT, Barang Bukti Uang Jutaan Rupiah

BACA JUGA:Putri Candrawathi Hanya Dituntut 8 Tahun Penjara, Ibunda Brigadir J Menangis Minta Keadilan

Intervensi spesifik untuk stunting ini, dilakukan baik sebelum masa kelahiran maupun setelah kelahiran. Setelah kelahiran, deteksi dini stunting dilakukan melalui pengukuran di Posyandu.

Nah di sini lah biasanya peran timbangan dacin tadi. Anak akan terus dipantau perkembangannya, melalui berat badannya.

Tapi pemerintah akan menggantikan timbangan dacin, dengan antropometri. “Agar pemeriksaan pengukuran bayi terstandar, kita gunakan antropometri di seluruh Posyandu di Indonesia,” kata Menteri Kesehatan (Menkes) Budi G Sadikin.

Dengan antropometri ini kata dia, pihaknya berharap mereka bisa memastikan perlambatan pertambahan berat badan bisa dideteksi lebih cepat.

BACA JUGA:Ini Nih Toleransi Beragama di Provinsi Jambi, Satu Keluarga 4 Agama, Ada Konghucu, Islam, Katolik, Budha

BACA JUGA:Nomor 1 Bukan Kota Jambi, Ini 3 Daerah Terkaya di Provinsi Jambi

“Sehingga tidak terjadi malnutrisi kronik yang akhirnya menjadi stunting,” kata dia. Diagnosis stunting ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan antropometri dan penunjang.

Hasil pengukuran menjadi deteksi dini oleh kader di Posyandu, untuk kemudian dirujuk ke dokter di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) untuk diagnosis, pemberian konseling dan edukasi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: