WHO Menyebut Ratusan Juta Jiwa Memiliki Resiko Kehilangan Pendengaran, ini Penyebabnya
Ilustrasi Kehilangan Pendengaran-karlyukav-Capture Freepik
JAKARTA, JAMBI-INDEPENDEN.CO.ID - Sebuah studi baru yang berjudul Prevalence and Global Estimates of Unsafe Listening Practices in Adolescents and Young Adults: A Systematic Review and Meta-Analysis mengungkap angka yang jauh lebih tinggi.
Menurut WHO, 430 juta jiwa yang berasal dari berbagai tingkatan usia memiliki resiko kehilangan pendengaran.
Studi yang diterbitkan BMJ Global Health tersebut menyimpulkan bahwa satu miliar orang memiliki resiko kehilangan pendengaran.
Studi itu meneliti orang dari usia 12 sampai 34 tahun untuk melihat efek dari mendengarkan suara dalam mode yang tidak aman.
BACA JUGA:Gempa Terjadi di Cianjur, Jawa Barat, BMKG: Hati-hati Gempa Bumi Susulan
Mode mendengarkan paling aman adalah menggunakan persentase tertinggi sebesar 80% dari volume maksimal.
Range usia yang dijadikan peneliti merupakan orang-orang yang dekat dengan kebiasaan mendengarkan musik dengan volume tinggi atau menghadiri konser dengan suara bising.
Lauren K. Dillard, penulis studi mengatakan bahwa kebiasaan tersebut dapat membawa dampak jangka panjang di masa depan.
Ia mengatakan Studi pada orang yang mendengarkan musik dalam mode tidak aman memiliki prevalensi sebesar satu miliar orang di seluruh dunia. Mereka berpotensi mengalami kehilangan pendengaran.
BACA JUGA:Kostum Karnaval Design Hanik Kurniati Bertabur Juara
Kebijakan mendengarkan musik dalam mode yang aman merupakan selayaknya jadi urgensi saat ini.
Adapun National Institutes of Health (NIH) merekomendasikan untuk mendengarkan musik atau suara lain di bawah 85 decibel. Apabila di atas angka tersebut, maka potensi kehilangan pendengaran semakin tinggi.
Sebagai referensi, percakapan antar manusia memiliki decibel di angka 60 sampai 70. Sementara musik yang didengar melalui headphone atau alat sejenis pada volume maksimal berada di angka 94 sampai 110 decibel.
Anak-anak muda saat ini kerap menggunakan headphone atau alat-alat sejenis untuk mendengarkan musik,film atau podcast.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: