Harganya Semakin Melambung, Pedagang Ingatkan Ancaman Krisis Beras Semakin Nyata

Harganya Semakin Melambung, Pedagang Ingatkan Ancaman Krisis Beras Semakin Nyata

Wakil Ketua Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras Indonesia (Perpadi) Billy Haryanto-Foto: dok Perpadi-


JAKARTA, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID  - Hingga saat ini harga beras terus mengalami peningkatan. Tentu saja hal ini semakin membuat resah masyarakat.

Wakil Ketua Perpadi Jakarta Billy Haryanto mengungkap potensi terjadinya krisis beras menjelang akhir tahun.  Menurut dia, stok di Pasar Induk Cipinang saat ini tinggal sekitar 25 ribu ton.

"Kalau segitu, dua minggu saja sudah habis," kata Billy, Kamis 17 November 2022.

Dia pun mengkritik Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo yang mengeklaim stok beras tengah surplus di akhir Oktober lalu.

BACA JUGA:Soal CSR Perusahaan Batu Bara, Pemprov Jambi Ajukan Proposal Lewat Kementerian ESDM, Segini Perkiraannya

BACA JUGA:Awas Gelombang Ekstrem hingga 9 Meter, BMKG Warning Masyarakat Sekitar Pesisir

Billy menilai pernyataan menyesatkan Mentan adalah bentuk politisasi urusan pangan seperti dikutip dari JPNN.com

"Kurang bilang kurang, cukup bilang cukup. Jangan seperti sekarang kondisi kekurangan dibilang surplus. Menteri mesti bertanggung jawab ke rakyat."

Pasar Induk Cipinang menyuplai beras ke Jakarta dan sekitarnya. Saban hari, kata Billy, sekitar 2.000 ton beras dikirim dari pusat perniagaan itu ke berbagai daerah.

Melihat kondisi saat ini, dia tak yakin ada cukup persediaan sampai akhir tahun.

BACA JUGA:Lahan Pembangunan Stadion Center Disomasi Yayasan Pendidikan Jambi, Ini Reaksi DPRD Provinsi Jambi

BACA JUGA:Kalapas Klas II B Muara Bungo Resmi Berganti

"Ini alarm bagi pemerintah bahwa kita lagi kekurangan beras. Stoknya sangat mengkhawatirkan. Baru panen lagi kan bulan Februari," kata Billy, pengusaha asal Sragen yang hobi badminton itu.

Billy mengungkapkan bahwa harga beras kini sudah di angka Rp 11 ribu per kilogram. "Itu beras belum jadi. Belum masuk ke merek. Kalau dijual ke masyarakat lebih dari segitu," katanya.

Ia mengatakan memang ada beras murah yakni beras Bulog dibandrol Rp 8.900 per kilogram. Namun, kata dia, Bulog membatasi jatah pedagang.

Saat ini, kata dia, yang bisa membantu pedagang hanya Bulog. "Stok Bulog juga enggak banyak. Saya pikir akan habis juga buat program beras bantuan," kata Billy.

BACA JUGA:Waduh, Pemprov Jambi Disomasi Terkait Lahan Pembangunan Stadion Center

BACA JUGA:Duduk Satu Meja, Ini Isi Pembicaraan SBY dan Megawati di KTT G20

Billy mengatakan tanda-tanda krisis pangan seperti yang dibahas di pertemuan G20 kini sudah terlihat. "Tinggal tunggu bom waktu saja, krisis beras kemungkinan bakal terjadi," kata dia. *

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: jpnn.com