Semakin Melemah, Posisi Rupiah Hari Ini Ngeri Ngeri Sedap
Kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis sore 10 November ditutup melemah-Ilustrasi: Ricardo-JPNN.com
JAKARTA, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Kurs rupiah semakin melemah saja. Hal ini tentunya memberikan dampak tersendiri bagi perekonomian di Indonesia.
Seperti kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis sore 10 November ditutup melemah 37 poin atau 0,23 persen ke posisi Rp 15.694 per USD.
Ekonom Senior Mirae Asset Sekuritas Rully Arya Wisnubroto mengatakan beberapa hari terakhir rupiah memang masih bergerak di kisaran Rp 15.600 hingga Rp 15.700 per USD karena memang masih cukup kuat.
"Pasar masih menunggu perkembangan politik di US, hasil dari mid term election yang di luar ekspektasi," ujar Rully.
BACA JUGA:KPK Temukan Uang hingga Emas Batangan saat Geledah Rumah Tersangka Korupsi Gubernur Papua
BACA JUGA:Diusulkan Rocky Jadi Pendamping Anies Baswedan, Begini Reaksi Gibran
Pelemahan itu terjadi seiring pelaku pasar yang masih mencerna perkembangan politik di Amerika Serikat seperti dikutip dari JPNN.com
Rupiah melemah dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 15.657 per USD.
Hasil terbaru dari pemilihan paruh waktu AS menunjukkan Partai Republik semakin dekat untuk mengamankan mayoritas di DPR AS, sementara kendali Senat tergantung pada keseimbangan.
Selain itu, mata sekarang tertuju pada angka inflasi AS yang akan dirilis pada Kamis waktu setempat. Reuters memperkirakan indeks harga konsumen utama menunjukkan kenaikan delapan persen (yoy) pada Oktober.
BACA JUGA:BBM di Kota Jambi Dibatasi Jelang Akhir Tahun, Wali Kota Jambi Sy Fasha Usul Penambahan Kuota
BACA JUGA:Sempat Dilaporkan Hilang di Hutan, Warga Dusun Kampung Baru Sungai Telang Akhirnya Ditemukan Selamat
Investor menunggu untuk melihat apakah data inflasi AS akan memacu The Federal Reserve untuk terus menaikkan suku bunga hingga tahun depan dalam upaya untuk mengurangi inflasi, atau apakah mereka mungkin dapat mengurangi pengetatan kebijakan.
Dari dalam negeri, pasar masih menunggu rilis data neraca perdagangan Oktober," kata Rully.
Pada September lalu, neraca perdagangan Indonesia tercatat mengalami surplus USD 4,99 miliar dengan nilai ekspor USD 24,80 miliar dan impor USD 19,81 miliar.
Surplus neraca pada bulan lalu merupakan surplus neraca perdagangan Indonesia ke-29 secara berturut-turut sejak Mei 2020.
BACA JUGA:Ini Sejarah 10 November Ditetapkan Sebagai Hari Pahlawan
BACA JUGA:Ada 12.000 Rumah Tak Layak Huni di Kabupaten Sarolangun
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp 15.678 per USD. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp 15.678 per USD hingga Rp 15.714 per USD. *
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: jpnn.com