Menyongsong Era Society 5.0 Melalui Kurikulum Merdeka Belajar

Menyongsong Era Society 5.0 Melalui Kurikulum Merdeka Belajar

Hermalina Daulay--

Menyongsong Era Society 5.0 Melalui Kurikulum Merdeka Belajar

Oleh: Hermalina Daulay S.Pd (Mahasiswa Magister Pendidikan Fisika UNP)

Dewasa ini teknologi informasi dan komunikasi menjadi alasan utama terjadinya perubahan di berbagai sektor kehidupan. Tidak dapat dipungkiri hal tersebut membawa pengaruh drastis bagi kehidupan masyarakat yang mendorong lahirnya transformasi digital dimana segala kegiatan manusia dapat dipenuhi oleh teknologi. Hal ini tentunya memberikan keuntungan dan juga tantangan baru bagi masyarakat, mulai dari pemangku kebijakan hingga pelaksana kebijakan. Dalam rangka mengantisipasi trend global tersebut, Jepang memperkenalkan konsep “Society 5.0”.

Society 5.0 dipandang mampu menyelesaikan berbagai tantangan dan permasalahan sosial Dengan memanfaatkan berbagai inovasi yang lahir di era revolusi industry 4.0 seperti  Internet on Things (Internet untuk Segala Sesuatu), Artificial Intelligence (kecerdasan buatan), Big Data (data dalam jumlah besar), dan robot untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Melalui Society 5.0 diharapkan manusia dapat terus berkembang mengikuti pesatnya perkembangan teknologi.

Digitalisasi berdampak terhadap berbagai sektor terutama pada bidang Pendidikan. Hal ini menyebabkan tantangan pada dunia Pendidikan semakin kompleks. Terdapat beberapa keterampilan yang sangat diperlukan peserta didik, yaitu keterampilan 5C (critical thinking, communication, colaboration, creativity, dan character). Hal ini akan menjadi peluang dan tantangan baru bagi peserta didik untuk meningkatkan soft skill sebagai persiapan pada masa yang akan datang.

Menyikapi dinamisasi perkembangan teknologi khususnya pada dunia Pendidikan, maka diperlukan transformasi pembelajaran untuk memperbaiki mutu Pendidikan di Indonesia. Berbagai hal dilakukan pemerintah guna memberikan pelayanan Pendidikan secara optimal dan memiliki kualitas yang tinggi. Seperti dengan menetapkan kebijakan baru yaitu merdeka belajar. Kurikulum merdeka belajar ini dirancang untuk mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas guna mengejar ketertinggalan dalam literasi dan numerasi.

(Marisa, 2021) menyebutkan bahwa Merdeka belajar adalah inovasi dari program unggulan yang dicetuskan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Maksud dari merdeka belajar ini adalah terkait bagaimana kebijakan yang dibuat strategis dan termuat untuk kegiatan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN), Ujian Nasional (UN), serta Rencana Pelaksanaan  Pembelajaran (RPP) dan Sistem Zonasi terkait dengan penerimaan peserta didik baru  (PPDB). Kurikulum Merdeka dikembangkan untuk meningkatkan kualitas Pendidikan Indonesia yang dalam pelaksanaannya dapat disesuaikan dengan keperluan dan karakteristik peserta didik sehingga memudahkan peserta didik untuk belajar tanpa harus merasa terbebani dengan kegiatan pembelajaran (Priantini et al., 2022).

Society 5.0 atau Masyarakat 5.0 merupakan konsep untuk mengintegrasikan, menyeimbangkan antara perkembangan kemajuan teknologi dan permasalahan sosial yang memadukan dunia maya dan fisik (Amalia, 2022). Pada era 5.0 pendidikan diharuskan  dapat  beradaptasi secara cepat dan matang terhadap digitalisasi sistem.

erdapat tiga pokok substansi terkait proyeksi kurikulum pendidikan pada era 5.0 ini, yaitu: Pendidikan karakter; kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan inovatif; dan kemampuan dalam pengaplikasian teknologi dalam pembelajaran (Rahayu, 2021). Dengan pendidikan karakter, peserta didik dapat terlatih untuk dapat beradabtasi dengan perubahan di masa depan, mampu secara mandiri meningkatkan serta menerapkan wawasannya, menelaah,dandapat memadukan antara ilmu dengan akhlak luhur yang tercermin dalam sikap keseharian (Hasanah et al., 2022).

(Amalia, 2022) menyebutkan bahwa merdeka belajar merupakan bagian dari Society 5.0 yang memadukan antara permasalahan pada masyarakat dengan perkembangan teknologi yang sudah menjadi bagian dari kebutuhan sosial individu. Era ini memberikan banyak perubahan dari berbagai sisi kehidupan, terutama pada sektor Pendidikan yang mengarahkan Lembaga Pendidikan untuk selalu berbenah agar mampu beradaptasi dan mengintegrasi ilmu pengetahuan dan teknologi (Hasanah et al., 2022).

Namun Untuk dapat mengimplementasikan kurikulum merdeka belajar, sekolah harus mampu menyiapkan diri untuk lebih optimis dalam menghadapi tantangan di era Society 5.0. Maka diperlukan pengkajian ulang terhadap kesiapan sumber daya manusia serta fasilitas dan kebutuhan setiap sekolah serta pemahaman untuk sumber daya manusia yang berkaitan dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka belajar.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: