Cari Masalah, Politisi Marine Le Pen Minta Seluruh Masjid di Prancis Ditutup

Cari Masalah, Politisi Marine Le Pen Minta Seluruh Masjid di Prancis Ditutup

Le Pen pada 19 November 2011 di Paris mengumumkan pencalonannya sebagai presiden (atas) dan menyanyikan-Foto: Dok/La Marseillaise/Wikipedia-Disway.id

JAKARTA, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Politisi sayap kanan Prancis Marine Le Pen mulai mencari masalah terutama dengan muslim yang berada di Prancis.

Dirinya menuntut agar lebih banyak masjid ditutup di negara itu.

Menjawab pertanyaan tentang kriteria penutupan masjid, dia mengatakan semua Muslim yang memiliki retorika radikal harus dideportasi.

Dia mengungkapkan permintaan itu meski sudah ada 24 masjid ditutup di Prancis dalam dua tahun terakhir atas perintah Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin.

BACA JUGA:Beberapa Unit Perumahan Nelayan Masih Kosong, Fasilitas Umum Terus Ditingkatkan

BACA JUGA:Aturan Baru,Pakaian Adat akan Menjadi Seragam Sekolah SD hingga SMA

Hal ini diungkapkan Marine Le Pen dikutip dalam sebuah wawancara dengan saluran TV Prancis BFMTV, Selasa 11 Oktober 2022.

“Dia (Darmanin) menutup sebuah masjid di sana, sebuah masjid di sini. Dia memecat seorang pengkhotbah tetapi dia harus menutup semua masjid ekstremis di tanah kami," katanya.

Pada Agustus tahun lalu, otoritas konstitusional tertinggi Prancis menyetujui undang-undang anti-separatisme yang kontroversial yang telah dikritik karena menyudutkan para Muslim.

BACA JUGA:Dewan Minta Jokowi Hati Hati Soal Instruksi Mobil Listrik

RUU itu disahkan oleh Majelis Nasional musim panas lalu, meskipun ada tentangan kuat dari anggota parlemen sayap kanan dan kiri.

Mengenai sanksi terhadap Rusia, dia mengklaim bahwa sanksi Prancis terhadap Rusia tidak berhasil, dan sanksi telah membuat Prancis dalam situasi yang sulit.

"Rusia memiliki pendapatan tambahan senilai EUR40 miliar dengan ekspor minyak selama periode ini," ujar dia.

Le Pen mengatakan musim dingin ini dan berikutnya akan lebih sulit karena pemutusan pasokan gas Moskow ke Prancis, dia pun mengungkapkan bahwa pemberian sanksi itu tidak bijaksana.(Syaiful Amri/disway.id)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: disway.id